10. Wild Night

186 34 75
                                    

Kemayoran, 08.45 WIB

"Sekarang siapa selingkuhannya, Glen? Aku? Atau Kinta?"

Seluruh urat syaraf Chalize menegang menghadapi lelaki tinggi besar yang selama empat tahun terakhir ini menjadi sandarannya. Air mata yang tadinya sudah terasa cukup kini kembali lagi jatuh tetes demi tetes tak peduli mereka sedang berada di area publik.

"Kinta? Maksud kamu apa Lize?" Glen malah mengernyitkan dahinya, seolah tak mengerti.

"Jangan pura-pura bloon, perempuan di sebelah kamu tadi Kinta kan? Kalian berencana ke Melbourne bersama-sama kan? Dia Kinta kan? Kinta yang bahkan nggak tahu kalau aku - pacar kamu ini-ada!" Penuh sesak dan emosi Chalize mengatakannya.

Glen hanya terdiam, Chalize sungguh kesal dan berbalik melangkah cepat menuju mobilnya. Dan beberapa detik kemudian Glen yang tampak bingung mengoneksikan semua informasi pun baru bergerak.

"Lize ... Chalize"

Glen berhasil ikut masuk ke dalam mobil kecil milik Chalize yang berwarna putih itu. Chalize sudah menekan tombol start tapi Glen berhasil meraih kunci dan menekan tombol offnya.

"Balikin!" Chalize meradang mencoba meraih benda kotak mungil dan menyesali mengapa tak mengantonginya tadi.

"NGGAK!"

"BALIKIN! SINTING!" Chalize semakin brutal dan coba meraih kunci itu, tapi tentu saja tenaga Glen lebih kuat.

"BIAR AKU YANG NYETIR!" Glen membentak membuat Chalize terdiam.

Glen menunjukkan wajah marahnya yang menurut Chalize itu tak adil sebab dia yang salah, sementara di sisi Glen dia sangat kesal sebab Chalize tak mau mendengar penjelasannya dan larut dalam pikirannya sendiri.

Mau tak mau Chalize keluara dan bertukar tempat dengan Glen.

"Kita bicara baik-baik di apart kamu" Ujar Glen dan Chalize tak menjawabnya.

Sekitar 10 menit dan akhirnya mereka berada di apartemen Chalize.

"Mau ngomong apa lagi? Mau jelasin apa?" Ujar Chalize sambil melempar hoodie ungunya.

"Kinta, itu memang Kinta tapi nggak seperti yang kamu pikirin, aku udah selesai sama dia 4 tahun lalu, jadi tolong nggak usah drama!" Ujar Glen yang masih kesal.

"Drama? Kamu pikir aku drama! Kalau kamu mau tahu kenapa selama ini aku nolak nikah buru-buru sama kamu, itu semua gara-gara sejarah kamu sama dia! Mati matian aku nekan semua perasaan curiga, cemburu, dan semua kelakuan kamu di masa lalu dan sekarang enak-enakan kalian ketemu dan WAW mau kuliah bareng? Hebat!"

Chalize bertepuk tangan dengan sinis. Sementara Glen menggelengkan kepalanya.

"Kamu mending tenang dulu dan sebelum nuduh yang enggak-enggak, tolong jelasin, jelasin soal kedekatan kamu sama Marco!" Bukannya menyelesaikan satu permasalahan dulu Glen langsung melempar bom atom kedua.

"Marco?" Giliran Chalize yang pusing mencoba mengingat-ingat Marco yang mana.

"Kamu bilang kan sama Om Prab kalau kamu mau jadi mantu dia asal sama Marco, sekarang jelasin apa maksudnya!" Ujar Glen mulai meradang

Chalize mulai paham ini mengenai Marco yang mana. Gadis itu melipat tangan dan menatap Glen dengan bengis.

"Kalau iya memangnya kenapa?"

"Ya nggak boleh lah!"

"Kenapa nggak boleh, kamu aja enak-enakan duain aku sama Kinta!"

"Kapan!? Aku nggak pernah, bahkan aku nggak pernah like apa lagi komen postingan perempuan lain, nggak kayak kamu yang genit genitan sama Marco!"

Thank God, It's YouOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz