16. Ulang Tahun Mas Wafa

147 35 41
                                    

"Di mana sih tempatnya? Bisa nggak sih Yud kamu baca map?" Wafa berputar arah dengan susah payah, sebab gang itu terlalu sempit

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Di mana sih tempatnya? Bisa nggak sih Yud kamu baca map?" Wafa berputar arah dengan susah payah, sebab gang itu terlalu sempit.

"Enggak!" Jawab Yudha tanpa dosa, membuat Wafa berkali-kali istighfar dan berkata untung cinta di dalam hatinya.

"Siniin hapenya!" Ujar Wafa susah payah mengambil lagi hapenya. Semua hal ini dikarenakan ibunya. Ibunya yang rewel dan kuno itu melarang Wafa, Chalize, Glen, dan Yudha untuk staycasion ala ala untuk merayakan ulang tahun Wafa ke 29.

Sebenarnya itu nasihat baik, kecuali tentang niatan ibunya menjodoh-jodohkan Wafa dan Chalize meskipun Wafa sudah bilang berkali-kali kalau Glen dan Chalize bahkan sudah bertunangan, meskipun belum resmi memakai cincin.

Dan Si Ibu, yang mantan pembina pramuka itu malah mengusulkan kalau mereka lebih baik camping saja. Wafa yang kasihan melihat Chalize langsung mengiakan saja, agar gadis itu bisa segera menjemput Glen di bandara.

Dan sekarang, di sinilah Wafa, pontang panting mencari peralatan camping. Berbekal google maps dan google review, dia mencari persewaan itu bersama Yudha.

Yudha yang tak tahu apa-apa menurut saja ketika Wafa bilang mereka akan menginap di area perkemahan bersama ibu, bapak, Chalize , dan Glen. Yudha tak berpikir macam-macam, meskipun awalnya sedikit merasa heran dengan line up piknik ini.

"Kenapa nggak tanya orang aja sih?" Ujar Yudha sementara Wafa masih mengezoom layarnya mencari di mana letak toko persewaan itu.

Wafa tak menjawabnya, Yudha menjadi sedikit kesal, mengapa laki-laki ini keras kepala, malah mengandalkan teknologi yang baru saja menyasarkan mereka. Mengapa tak simpel saja bertanya, toh banyak orang di gang ini, pasti salah satu dari mereka tahu.

Yudha menghela nafas berkali-kali dan tanpa Wafa sadari, gadis itu keluar dari mobil dan berjalan untuk bertanya kepada beberapa anak kecil yang sedang bermain sepak bola di gang sempit yang banyak perempatannya itu.

Tak lama Yudha mendapat jawabannya. Dia pun kembali ke dalam mobil dan melihat Wafa masih kebingungan dengan map nya.

"Maju ke gang depan itu, rumah ke empat sebelah kanan, warna ungu!" Ujar Yudha yang tak diindahkan Wafa.

"Fa! Ayo!" Ujar Yudha kesal, sebab siang itu Solo panas dan terik.

"Iya bentar ini! AH! Aku tahu tempatnya!" Kata Wafa segera mengganti perseneleng dan memajukan mobilnya.

Yudha memutar matanya, ketika Wafa tersenyum senang sebab dia sampai di sebuah rumah yang menjadi kios alat naik gunung serta persewaan itu.

"Kan! Sampai!" Ujarnya jumawa

"Aku udah lebih dulu tau dari anak kecil di depan sana tapi kamu nggak mau dengerin!" Kata Yudha emosi lantas turun dari mobil dan Wafa mengejarnya.

"Eh Yud, Yud, kenapa sih! Kok marah!" Wafa kini bingung mengapa Yudha marah, sedang Yudha masih kesal dengan keacuhan Wafa yang malah state of flow dengan map nya padahal ada cara yang lebih efektif serta efisien.

Thank God, It's YouWhere stories live. Discover now