17. Thank God, it's Them

132 33 37
                                    

Dae adalah orang yang tepat, yang hadir di saat yang tepat juga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dae adalah orang yang tepat, yang hadir di saat yang tepat juga.

Kehadirannya mampu membuat semua orang tersadar dan mulai bisa berpikir sedikit lebih jernih. Dae mendekati Glen dulu, menenangkannya dan mendengarkan ceritanya dengan saksama. Untungnya Glen sudah cukup tenang untuk menceritakan semuanya kepada Dae di ruang tamu, sementara Wafa masih diam linglung mengenaskan duduk di lantai pada posisi semula, Dae sengaja membiarkan Wafa dulu, sebab masalah ini lebih berat untuknya dari pada Glen.

Chalize pontang panting membersihkan rumah itu dibantu dengan dua orang jasa kebersihan online, yang dipanggil Dae. Mereka cukup beruntung, beberapa saat yang lalu ibu Wafa menelepon bahwa ada masalah dengan pesanannya sehingga harus menunggu untuk beberapa saat lagi.

Dae memutuskan untuk segera membereskan kekacauan ini, sepertinya kepala dinginnya sangat diperlukan dalam mengatasi krisis para sahabat dan adiknya ini.

"Lize, bawa Wafa ke hotel tempat Glen menginap, nanti aku nyusul ke sana!" Ujar Dae yang prihatin melihat keadaan Wafa, dia mengerti semua ini sangat berat untuknya.

Glen sudah reda amarahnya setelah beberapa petuah dari Dae, dia pun bahu membahu dengan Chalize, dimasukannya Wafa yang masih linglung itu ke dalam mobilnya, Glen duduk mendampingi Wafa, sementara Chalize menyetir.

Wafa sesekali masih terisak, Glen dan Chalize bingung harus bicara apa, mereka hanya saling pandang dan diam.

Pikiran Wafa berkecamuk, kesal karena kelakuan ibunya, kesal dengan dirinya sendiri yang memilih gadis yang tak disukai ibu, kesal pada dirinya yang menyukai Yudha, tak enak pada Dae, Glen, terlebih Chalize, dia sangat terpukul, tertekan, dan malu. Tak pernah hal seperti ini terjadi padanya. Wafa orang yang sangat jarang membuat kesalahan. Dia nyaris tak pernah membuat orang kecewa. Dia bisa mengalah dan diandalkan. Tapi sekali saja dia tak mengalah, segalanya menjadi kacau seperti ini.

***

Dae sedang meletakkan beberapa ornamen di ruang tengah yang berantakan karena perkelahian Wafa dan Glen, sementara para cleaning service panggilan itu masih mengepel lantai yang tadi kotor akibat kue yang dibanting Yudha, saat kedua orang tua Wafa kembali.

Kedua bapak dan Ibu itu sangat bingung dengan keadaan rumahnya, meskipun sudah bersih, mereka tahu ada hal tak beres yang terjadi.

"Kamu siapa? Ke mana anak-anak?" Tanya Ibu Wafa kaget sembari menenteng beberapa kardus.

Dae tersenyum kemudian meraih kardus-kardus itu dan meletakkannya di atas meja makan.

"Saya Dae Ibu, temannya Wafa, kakaknya Chalize, pangling ya?" Sapanya hangat lalu mencium tangan kedua orang tua yang masih sangat bingung itu.

"Lho, lha Chalize, Wafa, sama Glen ke mana? Terus ini kenapa rumahnya?" Ibu itu masih panik, sementara suaminya hanya terdiam sejenak, lantas meminta Dae untuk duduk di sofa ruang tamu, area yang sudah bersih.

Thank God, It's YouWhere stories live. Discover now