Chapter 9: Hubungan lain

12 6 0
                                    

Setelah beberapa saat, mama pun menanyakan suatu hal yang membuat Ireen dan juga Arsya terkejut.

"Oh ya, kapan kalian akan punya momongan?" tanya mama.

Ireen sontak tersedak mendengar pertanyaan sang mama.

"Pelan-pelan makannya, ini minum dulu," ucap Arsya mengambilkan minum untuk Ireen.

"Ma, bukankah terlalu cepat untuk kami memiliki momongan?" jawab Arsya.

"Lagipula, menjadi orang tua itu tak gampang. Kami akan punya momongan kalau memang sudah siap," jelasnya dengan lembut.

"Tapi kan mama ingin menggendong cucu mama," ucap mama memelas.

"Nanti dulu ya ma," ucap Arsya memohon.

"Kalau begitu, warisan keluarga tak akan segera di berikan kalau kalian belum memiliki momongan," ucap papa santai.

"Huhh, iya aku tau pa.
Secepatnya kami akan punya momongan."

"Baiklah, kalau begitu setelah selesai sarapan, kita ke mall yuk☺," ajak mama.

"Boleh saja," timpal Arsya melanjutkan sarapannya.

"Ya sudah, kalau gitu mama siap-siap dulu ya☺," ucap mama berlalu.

"Papa juga," sahut papa mengikuti istrinya.

Ireen hanya terdiam sedari tadi tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Lo ikuti aja apa yang gue lakuin. Jangan mengelak ataupun memberontak," ucap Arsya datar.

Setelah mengatakannya, Arsya pun berlalu ke kamarnya. Ireen kemudian membereskan kesemuanya sebelum ia kembali ke kamarnya dan bersiap-siap juga.

Beberapa saat setelah bersiap-siap, Arsya, Ireen, dan kedua orang tua mereka pun pergi ke sebuah mall. Saat berada di mall, Arsya selalu menggandeng tangan Ireen dan mengajaknya berbelanja apa yang Ireen mau. Mama dan papa yang melihatnya hanya tersenyum. Tak lupa juga Arsya membelikan bunga mawar untuk Ireen.

 Tak lupa juga Arsya membelikan bunga mawar untuk Ireen

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Hingga pada sore harinya, mereka pun kembali pulang.
Arsya kemudian beralasan untuk pergi ke kantor. Namun sang papa tak mengizinkannya dan menyuruhnya tetap di rumah selama beberapa hari dan akan mengurus pekerjaan kantor sendiri dengan sekretaris Arsya. Karena papa Arsya sudah di beritahukan oleh sekretaris Arsya kalau Arsya selama beberapa bulan jangan ada di kantor. Dan setiap kali di tanya, ia beralasan berada di rumah dengan istrinya.

Pada malam harinya, Arsya dan Ireen kembali tidur bersama di kamar. Tapi Ireen tidur sofa. Saat mereka akan ingin tidur, tiba-tiba pintu kamar terbuka dan mama papa masuk ke dalam kamar. Ireen dan Arsya sangat terkejut melihatnya.

"Mama? Papa? Ka-kalian, ada perlu apa ke sini?" tanya Ireen gugup.

Mama yang melihat Ireen berada di sofa pun menatap sinis ke arah Arsya. Lalu mama menghampiri Ireen dan membawanya pergi ke kasur.

Garis Takdir || Lokal || [END]✔️Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz