Chapter 17 : Manja

20 7 0
                                    

Jo menghampiri Wulan yang saat ini tengah duduk termenung di sofa.

"Wulan, ada apa?" tanyanya sambil duduk di samping Wulan.

"Ehh, iya, ada apa Jo?" tanya Wulan yang tersadar dari lamunannya.

"Kamu kenapa? Kok ngelamun gitu?"

"Ehmm, itu...."

Wulan yang kebingungan pun memegang lehernya yang tampak bekas gigitan.

"Oh, soalnya ini? Mama ngira aku yang melakukannya🙂," ucap Jo.

"Maaf~😖"

"Kamu kenapa selalu meminta maaf? Aku bilang tak apa-apa. Aku mengerti situasinya," jawab Jo.

"Tapi tetap saja, aku selalu merasa bersalah setiap mengingat apa yang Arsya lakukan😔."

"Tapi sekarang tidak lagi kan?
Tenanglah, ada aku di sini," ucap Jo sambil merangkul Wulan dan mengelus kepalanya.

"Ehmm, harusnya aku mengatakan tidak saja padanya. Bekasnya lama sekali hilang karena dia menggigitku dengan kuat😖."

"Hustt hustt hustt, kamu tenang ya, eemhh, sayang," ucap Jo berusaha menenangkan Wulan.

"Sayang?" tanya Wulan kaget dengan Jo yang memanggilnya sayang.

"Oh, ehh, maaf, kamu pasti tak menyukainya kan aku memanggil mu seperti itu?" tanya Jo balik dengan salah tingkah.

"En-enggak kok, aku suka," jawab Wulan malu.

"Benarkah?" tanya Jo yang memegangi wajah Wulan dan menatapnya dengan sangat dekat.

"Iy-iya," jawabnya seraya ingin menjauhkan diri.

"Huhh, kalau gitu persiapkan barang bawaan mu, kita akan berangkat besok," ucap Jo ingin berlalu.

"Jo, tunggu dulu."

Wulan menarik Jo terlalu kencang hingga tak sengaja membuat Jo jatuh diatasnya.

"Akhh, ada apa?" tanya Jo terkejut dan menahan dirinya.

"Ehmm, itu😖," jawab Wulan tampak ragu untuk melanjutkan perkataannya.

"Apa?🤨" tanya Jo bingung dan berusaha bangun.

"Apa kamu mau melakukannya?!" tanya Wulan cepat seraya memeluk leher Jo.

"Please😖," pintanya.

"Kenapa kamu begitu menginginkannya?"

"Aku mau melupakan Arsya.
Jadi, itu ... aku...."

Tak sempat melanjutkan perkataannya, Jo langsung membungkam mulut Wulan dengan sebuah ciuman.

Wulan pun membalas perlakuan Jo dengan masih memeluk lehernya.

"Sudahkan?" tanya Jo setelahnya dan kembali ingin bangun.

"Ehmm, sudah☺️," jawab Wulan sambil melepaskan pelukannya pada leher Jo.

"Kalau gitu, segera kemasin barang-barang mu," ucap Jo yang membantu Wulan bangun.

"Baiklah," jawab Wulan pun berlalu ke kamar untuk mengemasi barang-barangnya.

"Kenapa dia bersikap seperti itu? Apa mungkin dia benar-benar ingin melupakan Arsya?" tanya Jo sendiri sambil memegang bibirnya dan teringat akan apa yang barusan terjadi.

"Akhh sudahlah," sambungnya dengan senyuman malu.

Jo pun berlalu ke kamarnya yang berada di ruang tamu dan mengemasi barang-barangnya, sebelum tiba-tiba Wulan tiba di kamarnya itu.

Garis Takdir || Lokal || [END]✔️Where stories live. Discover now