Chapter 10 : Cemburu

14 6 0
                                    

Selang beberapa minggu setelahnya, bagi Ireen tak ada gunanya lagi ia mencurahkan semuanya pada orang tuanya tentang rumah tangganya. Jika mertuanya tau dan kembali tinggal bersama, tak ada artinya juga rumah tangganya yang hanya sekedar pura-pura.

Ireen memendam semuanya sendiri, ia berusaha merubah dirinya, namun tetap saja Arsya tak menyukainya. Hingga pada suatu hari, di saat ia tengah membereskan rumah, siapa sangka suaminya pulang dengan membawa seseorang yang membuat hatinya sakit dan merasa tak menyangka dengan apa yang Arsya lakukan padanya kali ini.

"Arsya? Kenapa kamu membawanya ke rumah?" tanya Ireen dengan matanya yang mulai berkaca-kaca.

"Apa urusannya denganmu?" tanya Arsya ketus.

"Kita bertemu lagi ya, Ireen," sapa Wulan dengan lembut.

"Ta-tapi kan? Dia istrinya Jo Sya. Kenapa kamu?" tanya Ireen tak percaya.

"Lalu? Kita menikah hanya karena paksaan orang tua, bukan karena keinginan kita sendiri," balas Arsya sembari memeluk pinggang Wulan.

"Mending lo tutup mulut, awas sampai yang lain tau soal ini," peringat nya membawa Wulan ke kamar.

"Sya, kamu gak bisa gini Sya! Kenapa kamu selingkuh dengan perempuan yang sudah bersuami?" tanya Ireen menghentikannya.

"Apa aku terlihat peduli?!" bentaknya kesal.

"Sya, udah, kamu gak usah peduliin dia," ucap Wulan sembari memeluk lengan Arsya.

"Kamu!!" kesal Ireen mencengkram pergelangan tangan Wulan.

"Kenapa kamu merebut suami ku, hah?!!"

"Akhh, maksud lo apa?!
Sejak awal Arsya itu pacar gue ya!"
Lo yang tiba-tiba datang dan merusak semuanya! Mending lo balik aja sana sama Jo!!"

"Itu tak akan terjadi. Aku dan Jo hanya teman sekarang.
Sya, ku mohon, jauhin dia Sya😭," pinta Ireen memohon.

"Mending lo yang yang menjauh. Gue udah bilang berapa kali buat urus urusan lo sendiri, hahh?!!"

"Sya, ku mohon. Aku bisa jadi lebih baik Sya dari pada dia," ucap Ireen berusaha meyakinkan.

"Ckk, lo cuma buang-buang waktu. Mending lo minta gugat cerai. Dengan begitu kita bisa kembali ke jalan masing-masing," ucap Arsya sinis sembari menarik Wulan untuk pergi.

"Gak Sya, aku gak mau hubungan rumah tangga kita berantakan gara-gara perempuan tak tau diri itu!😭" sentak Ireen kesal.

"Sialan lo, maksud lo ap-...."

"Okay, kalo gitu gue kasih lo waktu 2 bulan!!
Kalo lo tetap enggak bisa berubah, mending kita cerai aja!" sentak Arsya geram dengan sikap Ireen.

"Aku udah berusaha kan Sya. Setidaknya kamu pahamin aku."

"Menurut lo itu cukup?" tanyanya sinis.

"Gue enggak suka ya sama lo yang kaya gini," ucapnya sembari menunjuk Ireen.

"Gue sukanya wanita dewasa yang tau caranya bersikap. Bukan gadis manja kaya lo."

"Baiklah, kalau itu memang menurutmu. Aku akan buktikan, kalau apa yang kamu katakan itu salah!" jawab Ireen seraya berlalu dari hadapan Arsya dan juga Wulan.

"Ckk, apa kamu yakin cara ini akan berhasil?" tanya Wulan heran.

"Bisa aja kan dia bener-bener berubah dan kamu malah menyukainya😒."

"☺Sayang," ucap Arsya sembari membawa Wulan masuk ke dalam kamar.

"Aku sangat yakin. Lagi pula, dia bisa apa. Dia tak becus mengurus dirinya sendiri," jawabnya.

Garis Takdir || Lokal || [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang