Chapter 29 : Mulai perhatian

10 6 0
                                    

Beberapa saat kemudian, Ireen sampai di rumah. Ia takut jika Arsya mengetahui kalau dia pergi begitu saja dari rumah tanpa sepengetahuannya. Ireen kemudian berjalan perlahan memasuki rumah dan akan berlalu ke kamarnya.

Namun, saat ia merasa aman karena di rumah tak ada Arsya, ia tiba-tiba terkejut saat memasuki kamarnya yang ternyata Arsya tengah berada di kamarnya sambil rebahan pada kasur.

"A-Arsya?" panggil Ireen terkejut dan bingung.

"Kenapa?" tanya Arsya dengan santai.

"E-eee, ka-kamu, ngapain ada di-sini? Bukannya kamu, seharusnya, kerja?" tanya Ireen yang masih berdiri di balik pintu yang sudah ia tutup sedari tadi.

"Apa salah aku mau di rumah?"

"Eng-gak, tapi, maksud ku, kenapa harus di-kamar ku?" tanyanya gugup.

"Mulai sekarang kamu pindah ke kamar utama," ucapnya tanpa menjawab pertanyaan Ireen.

"Dan aku tak menerima penolakan."

"Emhh, ta-tapi, kenapa harus, pindah?
Aku nyaman kok, di sini."

"Apa kamu mau memancing keributan?!" tanya Arsya mulai kesal.

"Apa susahnya kamu pindah tidur bersamaku?!! Suka tak suka, malam ini kamu mulai tidur dikamar utama, denganku!!" ucapnya sebelum berlalu pergi.

"Ahh, dan ya, aku sudah memindahkan semua barang-barang mu," sambungnya sembari menghentikan langkahnya.

"Jadi kamu tak perlu capek lagi untuk berkemas."

Setelah mengatakannya Arsya pun kembali berlalu ke kamar tidur utama.

"😫Kenapa malah jadi seperti ini sih," keluh Ireen.

Ia pun berlalu ke kasur dan membaringkan dirinya hingga tak berapa lama ia terlelap dalam tidurnya.

Arsya yang menunggu kedatangan Ireen pun merasa semakin kesal karena ia tak kunjung datang ke kamar.

Akhirnya ia memutuskan untuk mengecek Ireen kembali. Sesampainya dikamar, Arsya melihat Ireen yang tengah tertidur dengan pulas.

"Huhh, merepotkan," ucapnya kesal.

Arsya pun mendekati Ireen dan menggendongnya dengan perlahan untuk memindahkannya ke kamar utama.

Setelah membaringkan Ireen ke kasur, Arsya berbaring disampingnya dan ikut terlelap sembari memeluk Ireen dengan pelan.

Keesokan harinya, Ireen bangun dan mendapati dirinya sudah berada di kamar utama dengan Arsya yang berada di sampingnya dengan memeluk dirinya.
Ireen pun perlahan menjauhkan tangan Arsya karena dirinya ingin ke dapur dan menyiapkan sarapan untuk Arsya. Namun entah kenapa, Arsya tiba-tiba bangun dan menyuruh Ireen tetap beristirahat.

"Tidurlah kembali, kamu perlu banyak istirahat agar kesehatanmu tetap terjaga."

Arsya pun kembali membawa Ireen berbaring dan memeluknya dengan erat agar Ireen tak bisa melarikan diri.

"Eemhh Sya, ini sudah jam 06:30. Aku mau buat sarapan, eee sebentar lagi kamu juga ke kantor kan."

"Aku akan cuti beberapa hari," ucapnya tanpa membuka mata.

"Sekarang kembalilah tidur sebelum aku marah."

"Tapi aku tak mengantuk lagi," sahut Ireen menjawab.

"Ckk, apa kamu tak bisa menurut barang sekali?!" tanya Arsya dengan membentak.

"Akhh, sudahlah, aku akan ke kantor saja hari ini!"

Arsya pun berlalu ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan meninggalkan Ireen.

Garis Takdir || Lokal || [END]✔️Where stories live. Discover now