Chapter 2 : Perjodohan

26 6 0
                                    

Sesampainya di rumah, Ireen dan Jo berpisah. Ireen memperhatikan kepergian Jo beberapa saat sebelum Jo tak terlihat lagi. Ireen pun masuk ke dalam rumah sambil menatap cincin yang Jo berikan. Saat ia berada di ruang tengah, sang mama merasa heran dengan Ireen yang datang sambil tersenyum. Mama pun menanyakan ada hal apa yang terjadi dengan putrinya itu.

"Kamu terlihat sangat senang, apa ada sesuatu yang terjadi?" tanya mama penasaran.

"Ah, iya ma," jawab Ireen sembari menghampiri mamanya.

"Mama liat ini? Jo baru ngelamar aku ma😆," jawab Ireen gembira sambil menunjukkan cincin di jarinya.

Mama yang mendengar perkataan Ireen barusan merasa bingung harus menjawab apa.

"Mama tau, besok Jo akan ke rumah. Dan dia mau minta restu dari mama, juga papa," ucapnya dengan penuh semangat.

Merasa bahagia, Ireen pun kemudian berlalu pergi ke kamarnya.

Mama hanya terdiam memperhatikan putri semata wayangnya, sang mama merasa bersalah padanya.

Pada malam harinya, Ireen dan kedua orang tuanya pergi ke sebuah resto termewah di kota itu. Mereka pun masuk dengan diantarkan oleh seorang pelayan ke sebuah ruangan VIP. Ireen dan keluarganya pun masuk ke ruang VIP itu dan mendapati Tuan Andra dan Nyonya Anggi tengah berada di ruangan itu bersama anak mereka sepertinya.

"Ahh, kalian datang juga," ucap Nyonya Anggi menyambut kedatangan Ireen dan kedua orang tuanya.

Sang anak yang melihat gadis pilihan mamanya pun berdecak tak suka.

"Sial bener!!" batinnya kesal.

Nyonya Anggi pun lalu mempersilahkan Ireen dan kedua orang tuanya duduk. Mereka pun lalu membuka obrolan utama mereka.

"Jadi begini," ucap Nyonya Anggi memulai pembicaraan.

"Sebenarnya kami mengundang kalian makan malam adalah untuk menjodohkan anak kami dengan kamu, nak Ireen," jelas nya sembari menatap anaknya dan juga Ireen.

"A-apa?" tanya Ireen tak percaya.

"Iya nak, kamu akan menikah dengan Tuan muda Arsya," ucap sang mama.

"Ta-tapi kan ma?" tanya Ireen bingung.

Nyonya Anggi pun menjelaskan situasinya pada Ireen.

"Mau ya, kamu pasti akan bahagia kok menikah dengan Arsya," pinta Nyonya Anggi memohon pada Ireen.

"Tapi Tan, Saya..." jawab Ireen ragu sambil menunduk dan menatap cincin pemberian Jo.

"Arsya gak mau nikah sama dia!" sahutnya tiba-tiba.

"Dia gak ada apa-apanya kalau disandingkan dengan Wulan," batinnya menatap Ireen sinis.

"Kenapa nak Arsya gak mau sama Ireen, anak tante?" tanya mama Ireen.

"Karena Saya sudah mencintai seseorang. Dan saya hanya mau menikah dengannya," ucapnya sembari menatap tajam Ireen.

"Arsya, kita sudah membicarakan soal ini," peringat Nyonya Anggi.

"Ingat! Kalau kamu tak menuruti kami, aset mu bakal papa ambil kembali!" peringat papanya.

"Ckk, sial," umpatnya pelan dan hanya pasrah.

"Ma~, aku gak mau nikah sama dia. Aku kan udah punya Jo ma," lirih Ireen pelan kepada mamanya.

"Nak, mama mohon, hidupmu pasti akan terjamin jika menikah dengannya," bisik sang mama.

"Tolong turuti mama dan papa kali ini ya," pinta mama yang menggenggam tangan Ireen dari bawah meja.

Ireen tak memberikan jawaban apa-apa dan hanya menggenggam tangannya kuat.

Garis Takdir || Lokal || [END]✔️Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα