Chapter 31 : Kebahagiaan yang di inginkan

13 6 0
                                    

Keesokan harinya, di dini hari, Ireen terbangun dari tidurnya karena merasa gelisah. Ia pun berlalu pergi ke ruang tengah untuk mengecek keadaan Arsya.

Sesampainya di ruang tengah, Arsya tengah berbaring di sofa namun ia terlihat nampak gelisah dan tak bisa tidur. Ireen kemudian menghampirinya dan menggoyang tubuhnya. Tapi Arsya malah berpura-pura merajuk karena Ireen beneran tega membuatnya tidur di sofa untuk pertama kalinya.

"Sya, Arsya," panggil Ireen.

"Hmmm," jawab Arsya tak menanggapi Ireen dan hanya memasang ekspresi cemberut.

"Emhh, tidur di kamar yuk," ajaknya.

"Enggak usah, aku disini aja," jawabnya kembali membaringkan diri di sofa.

"Ckkk, Arsya~😫
Ayolah, aku tak bisa tidur," pinta Ireen sambil menarik-narik tangan Arsya.

Arsya pun bangun dari rebahan nya dan berlalu begitu saja tanpa memperdulikan Ireen.

Sesampainya dikamar, Arsya kembali berbaring tanpa memperdulikan Ireen.

"Arsya~😣," lirih Ireen memanggil sambil berdiri di depan pintu.

"Hmmhh," jawab Arsya dengan tidur membelakangi Ireen karena masih ngambek dengannya.

"Ughhh...."

.....Arsya tak memperdulikan Ireen yang ngambek karena ia sendiri merasa kesal harus tidur di sofa untuk pertama kalinya.

"Sya😫."

"Ckk, apa?" tanyanya malas sambil duduk dari rebahan nya.

"😕Bukan apa-apa," jawab Ireen sambil bersandar pada head board dengan tangannya yang ia lipat.

"Gak usah ikutan ngambek," ucapnya menatap Ireen.

"🤨Kamu ngambek?"

Arsya pun seketika terdiam dengan mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Apa karena aku udah nyuruh kamu tidur di luar? Kan bukan aku yang mau."

"Tetap saja, aku tak menyukainya😒."

"Salahkan baby nya, jangan akunya dong😫."

"Hmmhh," jawab Arsya yang hanya melipat kedua tangannya dan mengalihkan pandangannya dari Ireen.

"Sudah ah, kalau gitu kamu lanjut tidur aja sana," sahut Ireen sambil duduk di pinggir kasur.

"Kalau kamu gak bujuk aku, aku bakal ngambek selama seminggu," ancam Arsya berbaring membelakangi Ireen.

"😫Bujuk kaya gimana?"

"Bagaimana kalau ciuman?😏
Kamu pasti bisa melakukannya kan?
Kalau enggak ya gak masalah sih, tapi aku akan ngambek denganmu selama seminggu."

"Ta-tapi?" jawab Ireen bingung.

"Ya sudah, jangan berbicara denganku selama seminggu," ucapnya kembali memunggungi Ireen.

"Ckk...."

Ireen pun naik ke kasur lalu membalik tubuh Arsya dan memberinya ciuman singkat.

"Udah😣."

"Kamu sebut itu ciuman?🤨"

"Ya, lalu?"

"Itu bukan ciuman melainkan kecupan.
Ini yang namanya ciuman," ucap Arsya langsung mencium Ireen dengan lembut untuk beberapa saat.

"Ingat itu baik-baik ya," sambung Arsya saat melepaskan ciumannya dan kembali berbaring dengan membawa Ireen ke pelukannya.

"Selamat beristirahat, Ren."

Garis Takdir || Lokal || [END]✔️Where stories live. Discover now