7. Insting

318 55 16
                                    

Sinners II || 7. Insting

***

Untuk ke sekian kalinya dalam satu hari ini, Alessio buru-buru bersembunyi saat matanya melihat kedatangan Olivia dari arah berlawanan.

Iya, untuk ke sekian kalinya. Karena Alessio sendiri bahkan tidak ingat berapa kali tepatnya dia seperti sedang main kucing-kucingan dengan Olivia. Karena setiap kali Alessio melihat keberadaan Olivia dimana pun, dia akan bersembunyi seperti sekarang. Sedari pagi, sampai waktu kini sudah menjelang sore.

Dari mulai bersembunyi dibalik pintu, dibalik tembok, bahkan dibalik punggung Kai yang sebenarnya tidak sanggup menutupi tubuh Alessio yang lebih bongsor darinya.

Terdengar bodoh memang. Dan Alessio akui memang sebodoh itu.

Dan kebodohan itu terjadi begitu saja tanpa bisa Alessio kendalikan. Tepat setelah Alessio bangun tidur dan langsung teringat kejadian semalam.

Kejadian dimana, Alessio tiba-tiba saja dengan beraninya mencium Olivia saat mereka di rumah Juan, semalam.

Yang bahkan, Alessio sendiri tidak tau maksud dan tujuan, atau bahkan kenapa dia bisa mencium Olivia dengan pedenya.

Dan semua itu karena bir sialan yang Alessio minum semalam. Bukan, Alessio tidak mabuk. Karena selain kadar alkohol di bir itu tidak tinggi—kurang dari lima persen—Alessio pun bahkan tidak minum banyak. Juga, itupun bukan kali pertama Alessio minum alkohol.

Saat masih kuliah, Alessio akan sesekali pergi minum bersama dengan Jonas—sahabatnya di kampus, kalau mereka sedang merasa penat dan butuh hiburan. Hanya saja, kelemahan Alessio setelah terkena alkohol berapapun kadarnya adalah, Alessio akan lebih berani.

Berani dalam apapun, entah itu dalam hal menyampaikan pendapat, menolak sesuatu yang tidak dia suka dan biasanya segan untuk menolak, membangkang, berkelahi, termasuk berani flirting pada lawan jenis. Dan keberanian yang dikarenakan alkohol itu, terlebih kalau sudah masalah flirting pada wanita, sudah pasti akan Alessio sesali ketika dia bangun tidur. Tepat setelah kadar alkohol di tubuhnya hilang terbawa urine.

Seperti sekarang.

Maka dari itu selama ini Alessio jarang sekali mau minum kalau bukan di acara atau di tempat yang sekiranya tepat, dan punya momen mendukung.

Takut kalau kejadian seperti ini terjadi dan Alessio akan menanggung malu minta ampun.

Iya, dasar Alessio melakukan kucing-kucingan dengan Olivia tidak lain karena Alessio malu sendiri dengan kelakuannya yang macam playboy donjuan kawakan.

Sialan. Alessio mengerang tanpa sadar manakala ingatan semalam kembali terlintas dalam benaknya. Dimana Alessio teringat dengan jelas bagaimana dengan beraninya dia mendekatkan wajah ke wajah Olivia dan lalu menci—bukan! Bukan hanya mencium, melainkan memberikan france kiss yang sangat basah dan—

Buru-buru Alessio menggelengkan kepalanya. Guna menepis ingatan sialan yang terus saja menari-nari dalam otaknya dengan kurang ajar, dan tidak tau tempat. Mengingat saat ini Alessio sedang berada di rumah Kakek dan Nenek Olivia sendiri. Konon katanya, untuk ikut merayakan hari raya Kakek Nenek Olivia.

Walau sejujurnya, Alessio ingin sekali menolak ikut. Selain karena Alessio tidak mau, dan terlalu malu bertemu dengan Olivia yang sudah pasti ikut, Alessio pun masih sangat mengantuk karena baru pulang pukul tiga pagi dari rumah Juan. Lantas langsung dibangunkan pukul tujun pagi oleh Vonny.

Ahh.. andai Alessio punya alasan kuat untuk menghindar ikut. Sudah pasti Alessio lakukan. Tapi sayangnya, Alessio tidak punya alasan. Dan yang terpenting, Alessio tidak cukup punya keberanian untuk menolak perintah Vonny yang tadi pagi semangat sekali menggiring mereka semua datang ke rumah mertua Vonny sendiri.

Sinners (Season II)Onde histórias criam vida. Descubra agora