19. Sisi lain Alessio

425 51 17
                                    

Sinners || 19. Sisi lain Alessio

***

Di tengah aktivitas Alessio yang sedang mengetikkan laporan pasien IGD hari ini di komputer yang berada di ruangan koas, Alessio sontak mengangkat wajahnya saat sebuah kaleng minuman dingin tiba-tiba saja terulur di depan wajahnya, menghalangi pandangannya ke layar komputer.

Dan kening Alessio langsung mengernyit bingung setelah melihat kalau pelaku yang mengulurkan kaleng minuman dingin itu tidak lain adalah Kai.

"Buat kamu," kata Kai yang seolah bisa membaca kernyitan heran atas maksud Kai mengulurkan kaleng minuman itu padanya. Membuat Alessio sontak menurunkan pandangannya ke kaleng minuman dingin yang masih ada di depan wajahnya. "Buruan ambil," ketus Kai. Saat Alessio tak kunjung mengambil kaleng minuman di tangannya dan malah terus memandanginya dengan tatapan sangsi. "Serius gak aku kasih racun sianida isinya." Timpalnya lagi. Guna meyakinkan setelah melihat keraguan di wajah Alessio. "Minumannya masih disegel! Kamu cek aja kalau gak percaya!"

"Bukan begit—"

"Anggap aja ini untuk permintaan maaf dari aku." sambung Kai cepat.

"Eh?" Alessio kembali mengangkat wajah untuk melihat Kai yang masih berdiri tepat di sampingnya. Menatapnya penuh tanya.

Merasa kalau dirinya ditatap sedemikian rupa oleh Alessio, Kai berdehem canggung, "Sori. Kemarin itu mungkin aku keterlaluan karena udah nuduh kamu yang bukan-bukan." Aku Kai akhirnya. Sembari menaruh kaleng minuman di tangannya, yang tak kunjung Alessio ambil ke atas meja. "Aku sama sekali gak nyangka kalau alasan kamu ngajak nikah Olivia rupanya buat ngejaga hal-hal yang gak diinginkan. Seperti yang sebelumnya aku pikirkan," timpal Kai lagi. Mencoba menjelaskan maksud dan tujuannya.

"Oh, itu.." Alessio mengangguk saja dengan senyuman meringis. Saat kejadian kemarin kembali terlintas dalam ingatannya tanpa bisa dicegah setelah Kai kembali mengungkitnya.

Ah, ngomong-ngomong masalah kelanjutan kejadian kemarin, dimana Alessio akhirnya ketahuan jadi sosok yang mengajak Olivia menikah. Seperti yang sudah diduga, Alessio akhirnya di sidang oleh seluruh keluarga Olivia yang ada di sana. Yaitu, Alex, Vonny dan juga Kai.

Awalnya, Alessio kira dia akan dimarahi atau bahkan dimaki oleh mereka—kedua orangtua Olivia—seperti halnya yang dilakukan oleh Kai, lantaran Alessio sudah dengan sangat lancang, berani sekali mendekati bahkan sampai melamar anak bungsu yang pastinya jadi kesayangan mereka. Salah satu putri pemilik beberapa rumah sakit yang lumayan tersohor di kota ini.

Apalagi posisi Alessio bukanlah siapa-siapa dan tidak punya apa-apa. Malahan, selama ini Alessio hanya tinggal menumpang dengan nyaman di rumah mereka tanpa dipungut biaya sama sekali.

Tapi siapa sangka kalau kedua orangtua Olivia justru menyambut dengan baik niatan Alessio serius dengan Olivia?

Memang, sih, tidak secara langsung mengatakan setuju. Mengingat kedua Kakak Olivia sendiri belum menikah. Dan sepertinya tidak mungkin Olivia si anak bungsu diperbolehkan melangkahi kedua Kakaknya. Apalagi Kakak pertama Olivia yang perempuan juga.

Akan tetapi, orangtua Olivia sepertinya memberikan lampu hijau kalau untuk sekedar bertunangan dulu.

"Kalau Om, sih, tergantung Olivia aja. Kalau Olivia setuju. Om bisa apa? Toh, yang akan menjalaninya kalian pada akhirnya. Kami hanya bisa mendukung kalau kalian udah mengambil keputusan, dan menurut kalian adalah keputusan terbaik yang pastinya akan membuat kalian bahagia. Tapi, apa gak terlalu terburu-buru kalau langsung menikah, Nak Ale? Gak mau tunangan aja dulu gitu? Cece sama Kokohnya Meimei belum menikah loh. Walau rasanya Om akan sulit menolak lamaran dari salah satu dokter koas terbaik di rumah sakit?" selorohnya. "Karena sebagai senior, Om gak akan melepaskan sosok yang sekiranya di masa depan bisa membantu di rumah sakit nantinya."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 05 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Sinners (Season II)Where stories live. Discover now