16. Kenyataan yang ditakutkan I

309 52 9
                                    

Sinners || 16. Kenyataan yang ditakutkan I

***

"Mi," Olivia yang sedari tadi tengah membantu Vonny memasak di dapur, tiba-tiba saja buka suara, tanpa sedikit pun mengalihkan matanya dari wortel yang sedang dia iris sedari tadi, "kalau Meimei nikah muda boleh, gak?" tanyanya, tanpa nada.

"Boleh aja."

Gerakan tangan Olivia memotong wortel sontak terhenti, seiring dengan Olivia yang refleks mengangkat wajah untuk menoleh ke arah Vonny yang berada tak jauh darinya, tengah membersikan daging di sink. "Serius?" tanya Olivia lagi. Kali ini dengan mata membola tak percaya. Masalahnya, Olivia tidak menyangka kalau Vonny akan memberikan jawaban seperti itu.

Karena itu, sebelumnya Olivia tak kunjung mengeluarkan unek-unek pertanyaan yang selama beberapa hari ini mengusik pikirannya. Dan sekalipun tadi berhasil Olivia katakan, Olivia mengucapkan pertanyaannya dengan sedikit ogah-ogahan. Lantaran isi kepalanya sudah menebak Vonny akan menjawab apa. Pikir Olivia, tentulah Vonny akan menentang. Bahkan mungkin memarahinya lantaran berani membahas masalah pernikahan di saat dia sendiri masih belum lulus kuliah. Dan tadi Olivia paksakan pertanyaan itu meluncur dari mulutnya pun hanya agar pertanyaan itu berhenti mengusik pikirannya saja.

Tapi nyatanya?

Olivia justru mendapatkan jawaban yang jauhhh dari perkiraan Olivia diawal setelah dia melontarkan pertanyaan itu.

"Ya, kalau emang udah jodoh mau gimana?" sahut Vonny lagi, sembari mengangkat bahunya santai. Namun, tanpa sedikit pun menoleh pada Olivia mengingat posisi Vonny tengah membelakanginya.

Tanpa sadar Olivia mesem sendiri. Akan tetapi, itu tidak lama. Lantaran Olivia kembali mendatarkan wajahnya setelah mendengar kelanjutan ucapan Vonny."

"Yang jadi pertanyaan, emang ada yang mau sama kamu?"

"Ih, Mami sembarangan aja," decak Olivia tak terima. Nyaris ketus. "Yang mau sama aku banyak tau!" sengitnya.

"Masa?" akhirnya Vonny berbalik untuk melihat Olivia dengan satu alis terangkat dan mimik wajah tak yakin. "Kok, gak pernah kamu bawa ke rumah?"

"Anu.. itu—" Olivia berkedip beberapa kali. "Aku, kan, selektif orangnya, Mi." Ucap Olivia akhirnya, setelah mendapatkan jawaban yang sekiranya tepat dan masuk akal. "Gak semua pacar aku harus aku bawa ke rumah." Alibinya, "Apalagi kalau pacar gak serius. Nah, kalau yang serius, apalagi mau ngajak nikah, baru tuh aku bakal aja ke rumah."

"Gak usah bohong kamu." cibir Vonny. "Mami tau, kamu pacar aja gak punya. Mau sok-sokan nikah muda." Decak Vonny dramatis.

"Ih, serius Mamiiiii!"

"Masa?" tanya Vonny, masih dengan nada sangsi.

Berbanding terbalik dengan Olivia yang langsung mengangguk yakin dan percaya diri.

"Terus, ceritanya pacar kamu ngajak kamu nikah, gitu?"

"Eee...." Olivia menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "enggak juga, sih." mendadak meringis. "Orang aku Cuma nanya aja. Emang salah?"

Vonny mendadak memicingkan mata sipitnya, "Ganteng gak pacar kamunya?"

"Eh?"

"Inget, ya, menantu Mami harus bisa memperbaiki keturunan."

Olivia mengerjap, "Emang Meimei jelek, Mi?" tanyanya polos.

"Ya.. gak juga, sih." sahut Vonny. "Gen Mami pasti cantik." Katanya, dengan mimik wajah berubah jumawa. "Tapi, ya.." Vonny menelisik Olivia dari ujung rambut sama ujung kaki. "Cuma bogel aja." Timpalnya.

Sinners (Season II)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora