9. Ensure

309 54 10
                                    

Sinners II || 9. Ensure

***

"Haiss.." Untuk ke sekian kalinya selama Alessio menikmati makan siangnya di kantin rumah sakit, Alessio mendesis kesal, disusul dengan mulutnya yang terus saja komat-kamit, mengeluarkan umpatan tanpa suara untuk dirinya sendiri.

Sibuk memaki dengan kata bodoh, tolol, idiot dan lain sebagainya. Dan tentunya, selalu Alessio lakukan selama beberapa hari belakangan ini ketika dia teringat ketidaknormalan tingkahnya. Tentunya terhadap Olivia.

Dari mulai Alessio menciumnya ketika Alessio dalam keadaan tidak mabuk, hanya saja sedikit terpengaruh oleh alkohol. Lalu menciumnya lagi dipertemuan mereka selanjutnya dengan posisi tanpa ada alkohol yang melatarbelakanginya, lalu menciumnya lagi di rumah sakit, menciumnya lagi di dapur hingga akhirnya Alessio.. ereksi?

Alessio mendadak meraup kasar wajahnya saat teringat kejadian itu. Dimana dia tiba-tiba saja ereksi setelah mencium Olivia hingga membuat Alessio merasa tidak nyaman sepanjang hari ketika di rumah sakit. Nyaris tidak fokus karena setiap materi yang diucapkan konsulennya hanya masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Dan kesialan Alessio tidak selesai sampai hari itu lantaran uring-uringan dan ketidakfokusannya Alessio pada apapun, bertahan sampai beberapa hari. Bahkan, berapa hari kemarin Alessio sampai kena tegur dokter bedah yang jadi salah satu konsulennya lantaran Alessio kedapatan melamun saat dokter bedah sedang menerangkan keadaan salah satu pasien yang akan mendapatkan tindakan bedah untuk kasus miom yang diderita pasien tersebut.

Belum lagi sepulangnya Alessio ke rumah, Alessio kembali bertingkah seperti sebelumnya, sibuk main kucing-kucingan dengan Olivia. Karena, bagaimana kalau ternyata saat itu Olivia tau kalau Alessio dengan tidak tau dirinya ereksi di saat menciumnya?

Mau ditaruh dimana muka Alessio saking malunya?

Dan seolah kekonyolan akibat ketidaknormalan tingkah Alessio belum cukup sampai di sana, malam tadi berakhir dengan Alessio yang mimpi erotis, dengan Olivia tentu. Dan sialnya tidak selesai pula.

Iya, mimpinya tidak selesai lantaran alarm ponsel Alessio yang setiap hari sudah di setel di jam enam pagi keburu berbunyi nyaring, sehingga membangunkan Alessio dalam keterkejutan—nyaris gelagapan. Sekaligus menambah panjang siksaan Alessio.

Alessio mendadak merasa frustasi sendiri. Sadar kalau hari ini pun akan berjalan dengan dirinya yang kembali uring-uringan dan tidak fokus akibat mimpi erotis sialannya yang tidak selesai. Sedangkan, Alessio ingat betul kalau pagi ini Alessio kembali harus berurusan dengan dokter bedah yang berapa hari kemari menegurnya tanpa ampun.

Karena Alessio sadar betul penyebab uring-uringan dan ketidakfokusannya belakangan ini bersumber dari satu hal, yang tidak lain adalah gairah sialannya yang tak kunjung padam lantaran tak selesai dan dilepaskan. Merasa otaknya buntu, dan tidak punya pilihan lain selain menuntaskan hasratnya yang belakangan ini menyiksa. Akhirnya, tadi pagi Alessio memutuskan untuk—ASTAGA!

Lagi, Alessio kembali meraup kasar wajahnya, kali ini dengan kedua tangan, tak percaya dengan tingkahnya sendiri saat teringat tingkah tidak normalnya tadi pagi, yang bisa-bisanya dia melakukan handjob—

"Ah, sial!" Alessio mengerang tak percaya oleh tingkahnya sendiri. Kali ini sampai menjambak rambutnya sendiri untuk menyalurkan rasa frustasinya hingga membuat rambut Alessio berantakan.

Demi Tuhan, ini kali pertama Alessio memuaskan dirinya sendiri di kamar mandi. Hanya agar pikirannya kembali fokus agar dia bisa berkonsentrasi saat di rumah sakit.

Padahal, selama ini Alessio tidak pernah bertingkah macam orang frustasi seperti ini. Biasanya, kalau pun Alessio mendadak berhasrat tanpa sebab selayaknya laki-laki normal diluaran sana, Alessio tidak akan sampai seputusasa itu hingga melakukan self servis seperti tadi pagi. Karena biasanya, kalau hasrat itu dibiarkan, akan hilang sendiri. Atau bahkan, tersalurkan ketika Alessio tanpa sengaja mimpi basah.

Sinners (Season II)Where stories live. Discover now