Part 4 - Pengkhianat

1.1K 165 10
                                    

Allen menikmati waktu siangnya sendirian di taman tanpa kehadiran Julia. Konsistensi dan ketekunannya dalam latihan akhirnya membuahkan hasil. Saat ini, dia hanya mengandalkan tongkat untuk berjalan.

Wajahnya berkeringat namun tersenyum lebar, sambil menepuk kedua kakinya. Tidak akan lama lagi, dia tidak perlu alat bantu untuk berjalan.

Rumah terasa sepi tanpa kehadiran Julia, Zinnia, Seren, dan Kang Heri yang sedang pergi membeli perlengkapan bayi. Mereka berangkat bersama untuk berbelanja barang-barang yang dibutuhkan. Julia akan melahirkan Minggu depan. Meski demikian, masih ada beberapa barang yang kurang meskipun telah dibeli sejak beberapa bulan lalu.

Julia enggan mengajak Allen, meski sebenarnya lelaki itu tidak pernah bersedia diajak oleh istrinya.

Meskipun bayi yang dikandung Julia adalah milik keduanya, hanya Julia yang benar-benar memikirkan tentang janin itu. Allen tetap teguh pada penolakannya dan tidak mau mengakui keberadaan anak dalam kandungan Julia.

Allen menghentikan latihannya menjelang sore. Dia ingin menghindari pertemuan dengan Julia saat mereka pulang.

Menggunakan tongkatnya, dia menuju ke kamar untuk mandi. Air dingin yang mengalir membuatnya merasa segar dan merilekskan seluruh tubuhnya.

Allen merasa lapar setelah membersihkan diri. Ia bergegas ke dapur dan mengambil camilan, lalu membawanya ke ruang santai sambil menyalakan televisi. Allen menikmati camilannya sambil menonton acara televisi.

Kira-kira tiga puluh menit kemudian, Julia beserta para asisten rumah tangga pulang dengan membawa banyak barang. Mereka meletakkan barang-barang tersebut di ruang santai sebelum memilah-milah.

Allen hendak pergi ke kamarnya untuk menghindari pertemuan dengan Julia.

"Allen, tunggu sebentar," ujar Julia menghentikan langkah Allen.

Allen menghentikan langkahnya dan kembali duduk. Para asisten juga merasa lega.

"Kami membeli semua barang ini," ucap Julia.

"Heum," jawab Allen acuh tak acuh.

Zinnia dan Seren duduk di karpet, sementara Kang Heri pamit untuk mengurus mobil dan barang-barang yang tersisa.

Julia duduk di samping Allen, memperhatikan Zinnia dan Seren yang sedang menyusun barang-barang tersebut.

Seren bergegas ke kamar untuk mengambil keranjang sebagai tempat perlengkapan bayi. Senyumnya terukir lebar, menunjukkan kegembiraannya akan barang-barang bayi tersebut.

"Kamu sudah lapar?" tanya Julia, menunjukkan perhatiannya pada Allen. Melirik sekilas wadah makanan di atas meja yang sudah kosong.

"Iya,"

"Mau makan?"

"Udah,"

"Tadi habis latihan?"

"Heum,"

Diam-diam Zinnia dan Seren melirik keduanya. Sejujurnya, mereka merasa canggung duduk bersama seperti ini.

Allen tampak acuh tak acuh terhadap Julia. Meskipun mereka adalah pasangan suami istri, setidaknya Allen bisa menunjukkan sedikit perhatian kepada Julia.

"Ini lucu banget," gumam Seren sambil bermain dengan mainan bayi.

Julia merasa khawatir tidak memiliki banyak waktu untuk berbelanja kedepannya, sehingga dia memutuskan untuk membeli perlengkapan bayi hingga beberapa bulan ke depan.

"Seren, tolong ambilkan buku itu," pinta Julia sambil menegakkan badannya.

"Ini, Bu," ucap Seren seraya menyerahkan beberapa buku panduan mengurus bayi.

BROKEN VOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang