Part 16 - Jebakan

786 105 4
                                    

Part 16 - Jebakan

Julia merasa gerakan sedikit cahaya yang mengusik tidurnya. Dia membuka mata perlahan dan tidak menemukan Allen di sampingnya.

Dengan pandangan ke arah balkon, Julia melihat bahwa Allen masih terjaga. Waktu saat ini sudah menunjukkan pukul dua dini hari.

Meskipun penasaran dengan aktivitas Allen, Julia mencoba kembali tidur. Baginya, tidak ada gunanya mengetahui alasan Allen masih terjaga di waktu tengah malam seperti ini.

Namun, usaha Julia untuk tidur kembali tidak berhasil. Meski mencoba memejamkan mata dan menyelimuti diri dengan selimut serta mengubah posisi, Julia tak bisa memaksa tidur.

Perasaannya sedikit kesal. Julia juga penasaran dengan kegiatan Allen di luar sana. Jika dia mengetahui Allen minum alkohol, itu akan membuatnya marah. Julia akan melarang Allen mendekati Finn sepanjang hari besok.

Rasa penasaran itu membawa Julia ke balkon dan membuka pintu yang tidak terkunci. Di sana, Allen duduk termenung dengan tatapan kosong.

Allen menoleh padanya, membuat Julia menggerutu kesal. Dia hendak kembali ke dalam dan menutup pintu, namun Allen menahan tangannya.

"Julia," panggil Allen lembut.

Julia terkejut ketika Allen menariknya ke hadapannya. Allen memeluk pinggangnya dan menempatkan wajahnya di perut Julia yang hangat, mencoba menenangkannya.

Julia merasa terkejut dan agak tidak nyaman. Dia berusaha untuk melepaskan diri, tetapi Allen tetap memeluknya erat.

"Sebentar saja," bisik Allen, tetapi Julia tetap menolak.

Pada akhirnya Julia tidak melawan lagi. Dia membiarkan Allen memeluknya tanpa menanggapi.

"Allen!" pekik Julia saat Allen mengangkatnya ke pangkuannya dan menahannya.

Allen menatapnya, mengusap wajah Julia, dan menghela napas frustrasi.

"Kadang aku merasa sangat merindukanmu. Tapi kadang aku marah," ucap Allen yang bingung dengan perasaannya. "Aku nggak tahu apa yang harus kulakukan. Aku mencoba untuk mempercayai kamu, tapi aku sangat khawatir."

Julia memandang Allen dengan campuran rasa kecewa dan marah, tetapi ia memilih untuk tetap diam.

"Aku nggak tahu harus percaya pada perasaanku yang mana," serunya. "Julia, apa yang sudah kamu lakukan padaku? Mengapa kamu mempermainkanku?"

Air mata Julia mulai mengalir, mencucur di tangan Allen. Ia berusaha menyembunyikan wajahnya dari Allen agar tidak menyadari bahwa dia menangis.

"Julia," bisik Allen dengan perasaan marah karena membuat Julia menangis. "Apa yang harus kulakukan? Bagaimana perasaanmu padaku?"

Julia memilih untuk tidak menjawab. Dia hanya diam dan membiarkan mereka tetap berpelukan hingga tangisnya mereda.

Demikian pula dengan Allen, dia merasa tenang kembali. Namun, lelaki itu tidak ingin mengakhiri momen itu.

Saat mereka mendengar tangisan Finn, Julia menekan dada Allen dan kemudian turun dari pangkuannya.

Allen mengikuti Julia masuk ke kamar mereka. Finn terdengar semakin kencang menangis, mengindikasikan mungkin dia buang air besar.

Sementara Julia membersihkan Finn, Allen memanaskan dot. Dia duduk di sisi ranjang dan memberikan dot kepada Finn.

Julia menerima tanpa melihat Allen. Wajahnya bengkak dan berantakan. Wanita itu menunduk dan fokus memandang Finn sehingga rambutnya jatuh.

Allen meraih wajah Julia dan menyelipkan rambutnya ke belakang telinga. Wanita itu tetap hanya diam saja, rambutnya yang tebal kembali jatuh dan Allen menyelipkannya lagi.

BROKEN VOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang