Part 9 - Kehilangan Kendali

1.4K 187 13
                                    

Suara tangisan yang memecah keheningan tiba-tiba mengganggu ketenangan. Allen menautkan dahi, belum membuka kedua matanya. Suara asing yang semakin jelas menusuk pendengarannya, membuat Allen tiba-tiba membuka mata.

Dalam kondisi setengah sadar, Allen merespons dengan kebingungan yang tak terkira. Suara itu semakin keras, menariknya dari kenyamanan tidurnya, memaksa dia untuk bangun.

Allen merasa ada yang salah ketika melihat seprai dan susunan tempat tidur yang tidak sama dengan kamarnya. Kamar yang dominan dengan nuansa feminin, dihiasi dengan barang-barang penunjang seperti lemari, rak, meja rias, dan tirai jendela.

Lelaki itu langsung bangkit dan memeriksa tubuhnya. Allen, yang tidak tahu bagaimana dia bisa sampai di sana, masih merasa mabuk. Ia berusaha mengingat apa yang terjadi malam sebelumnya: kilatan memori muncul, suasana gelap, tawa keras, dan anggukan kepala.

Namun, suara tangisan itu membuatnya fokus. Ia bergegas ke ruang tamu dan menemukan sumber tangisan yang menusuk telinga: Julia tengah menggendong Finn dalam upaya menenangkan bayi itu.

"Ibu, saya sudah menghangatkan susu untuk Finn. Ini, Bu," ujar Seren dengan sedikit terburu-buru sambil memberikan dot pada Julia.

"Kamu cepat pergi ke sekolah, sekarang sudah siang." kata Julia pada Seren yang telah lengkap dengan seragam sekolah dan tas punggung di belakangnya.

"Iya, Bu. Saya pamit pergi dulu."

"Hati-hati, Seren."

"Bapak ...," Seren terkejut dan terhenti dalam langkahnya ketika melihat Allen yang sedang memperhatikan aktivitas mereka.

Julia memutar badannya dan hanya melempar pandangan singkat pada lelaki itu.

Seren bergantian memandang Allen dan Julia, masih terkejut menemukan Allen tiba-tiba ada di apartemen setelah beberapa hari yang lalu dia datang berkunjung.

"Bu, Pak, saya pergi dulu."

Setelah Seren pergi, ruangan menjadi hening. Finn mereda setelah mendapat dot, kini dia memandang Julia dengan mata yang tenang dan polos.

Julia bergerak duduk di sofa, dan Finn langsung mengarahkan tangannya ke mulut wanita itu. Susu dalam dot habis dengan cepat, Julia melepaskan dot dan menyusui langsung.

Untungnya kali ini Finn tidak menangis lagi seperti sebelumnya ketika dia enggan menyusu secara langsung dari Julia.

"Julia, aku minta maaf. Aku nggak tahu bagaimana caranya aku sampai di sini," ucap Allen tiba-tiba, hendak mendekat namun terhenti karena Julia sedang menyusui Finn.

Sikap Julia yang mengusir Allen dari apartemen melukai harga diri Allen. Lelaki itu memikirkannya sepanjang hari dan berakhir dengan kegelisahan.

Akhirnya, ia pergi minum untuk merenungkan bagaimana mereka bisa bertemu lagi setelah hubungan mereka berakhir. Namun, tanpa sadar, Allen minum terlalu banyak dan kehilangan kendali. Ia mulai tertawa aneh, menyangkal hubungan yang tak masuk akal itu dan tidak bisa menerima keadaan ini begitu saja.

Dokter yang awalnya Allen kira bekerja sama dengan Julia mulai mencoba menerima kenyataan. Allen kehilangan sebagian ingatannya, yang anehnya hanya tentang Julia.

"Tolong, jangan datang lagi," ucap Julia tiba-tiba tanpa menoleh pada Allen. Dia hanya fokus pada Finn di pangkuannya, sambil berupaya melindungi bagian privasi dirinya dari lelaki itu.

Allen terkejut, menemukan sikap Julia masih sama seperti saat terakhir mereka bertemu. Julia telah berubah sejak melahirkan Finn. Sikapnya menjadi dingin dan menjaga jarak dengan Allen.

"Aku meminta maaf," Suara Allen pelan dan penuh penyesalan. Dia tidak bermaksud mengganggu ketenangan Julia. Allen juga tidak menyadari bagaimana ia bisa masuk ke apartemen itu dan bahkan tidur di kamar Julia.

BROKEN VOWWhere stories live. Discover now