Part 10 - Teka-teki

1.1K 170 20
                                    

Hari berikutnya, Allen terbangun di apartemen Julia lagi, namun kali ini ia berada di sofa ruang tamu. Seperti sebelumnya, ia terjaga karena mendengar tangisan bayi.

Dalam usaha mengumpulkan kesadarannya, kali ini Allen menyadari dengan jelas alasan kedatangannya di sana. Dia sengaja mabuk agar tidak diusir oleh Julia, memberinya kesempatan bertemu Finn meskipun hanya sesaat.

Allen terus memikirkan Finn sepanjang hari. Bayi yang menggemaskan itu mencuri perhatiannya sepenuhnya. Meskipun ia dapat mengabaikan hubungannya dengan Julia dan tidak bertemu dengannya, tetapi tidak demikian dengan Finn, Allen tidak bisa menahan diri.

Tangisan bayi tidak sekeras kemarin. Allen segera bangun untuk menemuinya. Dia tersenyum lebar saat menemukan Finn sendirian di boks bayi.

Finn menatap Allen dengan tajam, membuat hati Allen berdebar kencang. Lalu, Allen mengangkatnya dari boks bayi dan merasakan kehangatan dari bayi itu.

Finn tampak menyukai Allen, berhenti menangis setiap kali diajak bermain oleh Allen. Allen memberanikan diri untuk mencium dan memeluk bayi itu dengan penuh kasih sayang.

Finn meraih wajah Allen, membuat jantung lelaki itu berdebar kencang. Salah satu momen terbaik dalam hidupnya adalah saat ini, ketika bayi itu tersenyum lebar lalu tertawa.

Tanpa ragu, Allen duduk di sofa dan meletakkan bantal di pangkuannya untuk menempatkan Finn di atasnya. Ia ingin memandangi Finn sebanyak mungkin.

Tangannya yang kecil dan rapuh menyentuh bibir Allen, dengan gerakan yang menggemaskan dan memukul kecil tanpa ragu.

Allen dengan lembut memegang tangan Finn dan mencium hati-hati. Meraba kelembutan dan kedamaian dalam sentuhan itu di pipinya. Finn merespons dengan tawa yang cerah, menikmati interaksi mereka berdua.

Tidak sia-sia memilih mabuk dan datang ke apartemen Julia tengah malam tadi. Sejujurnya, Allen hanya minum sedikit dan tidak mabuk, dia hanya pura-pura saja.

Dia ingat bagaimana tadi malam Julia mengusirnya. Dia sangat kesal karena Allen membuat keributan. Namun, Allen pura-pura tidak sadarkan diri sehingga wanita itu terpaksa membawanya masuk.

Diam-diam Allen tersenyum kecil. Julia adalah wanita yang baik, dia tidak akan membiarkan Allen tertidur di depan pintunya.

Bahkan saat dia tidak sanggup menopang tubuh Allen dan jatuh ke lantai. Julia berusaha keras mengangkatnya ke sofa. Dia juga memberikan selimut untuk lelaki itu sebelum mengunci kamarnya.

"Kenapa, heum?"

Finn tiba-tiba merengek manja dan menggeliat hendak membalikkan badannya. Allen segera menenangkannya, memeluk dan mengecup kepalanya lembut.

Menepuk-nepuk pelan badan bayi itu sehingga Finn kembali tenang. Finn tiba-tiba bersin dan menggosok-gosokkan wajahnya di bahu Allen.

Lelaki itu terkekeh sambil meletakkan kembali Finn di pangkuannya. Mengelap wajah bayi itu dari ingus yang keluar.

"Kamu keluar ingusnya," ucap Allen mengajak Finn bercanda.

Julia sangat terkejut hingga tanpa sadar nyaris menjatuhkan gelas teh di tangannya dan menimbulkan bunyi gesekan gelas keramik.

Pantas saja Finn sangat tenang dalam waktu yang cukup lama tanpa menangis sehingga dia memiliki waktu mengolah makanan di dapur. Julia mengira bayinya tertidur karena Finn bangun sangat pagi.

Allen mengalihkan pandangannya pada Julia, merasakan aura canggung di antara mereka.

"Berikan padaku," Julia mendekat hendak mengambil Finn setelah meletakkan gelas teh di atas meja.

BROKEN VOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang