Part 11 - Kesempatan

1K 145 9
                                    

Part 11 - Kesempatan

Beberapa minggu kemudian, Allen merasa gelisah dan tak bisa menjalani hidup dengan tenang. Pikirannya berantakan dan sulit untuk fokus saat bekerja. Akibatnya, timnya menjadi kebingungan karena kurangnya konsentrasi dari Allen.

Untuk menyegarkan pikirannya, Allen mencoba berjalan-jalan. Dia pergi menonton film sambil menikmati popcorn. Selain itu, dia juga pergi berbelanja untuk memenuhi kebutuhan pribadinya seperti pakaian dan perlengkapan pekerjaan.

Secara kebetulan, Allen bertemu dengan Julia yang sedang menikmati makan siang di sebuah restoran, sambil membawa Finn dalam stroller. Kehadirannya membuat Julia terkesan kesal dan terlihat bahwa wanita itu enggan untuk berjumpa dengan Allen lagi.

"Mari kita selesaikan masalah ini," ucap Allen tanpa basa-basi.

"Apa yang kamu inginkan?" tanya Julia. "Aku nggak menyangka kalau kamu punya waktu luang yang banyak buat ngikutin aku."

"Aku nggak ngikutin kamu!"

Julia memutar bola matanya. "Seharusnya kamu nggak perlu nyamperin kalau kita bertemu. Anggap aja orang lain dan lanjutkan kegiatanmu."

"Sayangnya, aku nggak bisa terus-terusan seperti ini," jawab Allen dengan napas berat.

"Seperti apa?" tanya Julia sambil mengerutkan dahi.

"Mari kita selesaikan masalah ini. Bantu aku mengembalikan ingatanku."

"Kamu sudah tahu jawabannya!"

"Kali ini, aku mohon," potong Allen sebelum Julia memilih pergi. "Aku benar-benar minta maaf atas sikap kurang ajarku selama ini. Aku nggak bermaksud menyakiti kamu."

"Apa yang kamu inginkan? Kamu mau nuduh aku yang telah memalsukan pernikahan kita? Aku cuma memanfaatkan kamu dan mengambil keuntungan dari kamu? Buat apa? Aku juga bisa tanpa kamu."

"Ya, Julia. Aku minta maaf."

"Aku nggak pengin punya urusan lagi sama kamu."

"Kamu nggak bisa lari begitu aja!"

"Siapa yang lari?"

"Bukan maksudku seperti itu. Aku yang salah."

Julia memandang Allen tajam. Dia mencoba sabar di depan lelaki yang selama ini merendahkannya.

"Aku mengumpulkan beberapa bukti. Aku sudah cek ke Wedding Organizer dan vendor-vendor yang kita pakai untuk pernikahan. Kita memang mengadakan pernikahan, secara sederhana dan hanya mengundang orang-orang terdekat. Aku minta maaf sudah menuduh kamu menipuku selama ini."

Julia terlihat tenang, sejujurnya kecewa karena Allen semudah itu menuduhnya tanpa membuktikan terlebih dahulu. Lelaki impulsif yang sayangnya adalah suaminya.

"Finn adalah putraku. Aku meminta maaf karena meragukan kamu selama ini dan sikapku yang keterlaluan membiarkan kamu berjuang sendiri."

"Lalu?" tanya Julia tiba-tiba.

Allen terkejut, dia sedang merangkai kalimat agar Julia tidak tersinggung. Allen mengakui kesalahannya, Julia tidak pernah menipunya. Masa lalu mereka, Allen telah melupakan kenangan buruk itu.

"A-aku ...,"

"Julia, Julia, Sayangku."

Julia dan Allen berhenti bicara dan menoleh pada asal suara.

Seorang wanita berusia lima puluhan menghampiri mereka dengan senyum lebar dan langkah anggun.

"Oh, Tuhan! Julia, Allen, kita bertemu di sini. Apa kabar, Sayang?" ucap wanita itu dengan senyum lebar.

BROKEN VOWWhere stories live. Discover now