Part 6 - Finn

1.1K 184 13
                                    

Allen meragukan tuduhan-tuduhan yang dia sampaikan terhadap Julia yang diduga menciptakan drama dan memanfaatkan situasinya saat ini.

Sejak tiga minggu yang lalu ketika Julia melahirkan, wanita itu hanya fokus merawat bayinya. Namun, yang mengejutkan, dia tidak pernah sekali pun meminta kepada Allen untuk memperhatikan anak mereka.

Beberapa kali Allen menemukan Julia bersantai sambil menggendong bayinya. Setiap kali Allen datang, Julia langsung berpindah tempat tanpa mengucapkan sepatah kata.

Pada awalnya, Allen merasa lega karena Julia tidak lagi mengungkit mengenai tanggung jawab sebagai orang tua.

Namun, seiring berjalannya waktu, Allen merasa ada yang kurang. Bahkan, dia tidak pernah melihat wajah bayi tersebut lagi. Hanya suara tangisnya yang kadang-kadang terdengar cukup keras, namun hanya sesaat. Julia selalu cepat tanggap dan membawa bayi itu ke dalam kamar.

Finn, bayi yang baru dilahirkan oleh Julia, diberi nama lengkap Finneas Oberyn. Allen merasa tidak begitu marah dengan penggunaan nama belakangnya pada bayi itu.

"Suka banget, pengen gigit," ujar Seren mengecup pipi Finn dengan gemas.

Julia tersenyum kecil sambil mengganti popok Finn yang sudah penuh.

Mereka berada di ruang keluarga, Finn memiliki ayunan elektrik di sana. Menghabiskan waktu bersantai bersama Seren juga Zinnia

Keduanya sangat menyayangi Finn seperti Julia. Terutama Seren, setiap kali Julia atau Zinnia merawat bayi itu, gadis remaja itu selalu memperhatikan.

Saat Julia memindahkan ayunan elektrik ke ruang keluarga, Seren sampai memekik. Dengan begitu, ia lebih mudah mendekati Finn. Karena, di kamar Julia, ia segan bermain dengan bayi itu di ruangan pribadi majikannya.

"Tangan dan kaki Finn gemesin banget," Seren berbaring di samping Finn. "Finn tumbuh cepat ya, Bu? Tiga minggu aja sudah besar seperti ini."

"Iya," jawab Julia.

"Itu sebabnya Ibu sering merasa sakit ya, karena Finn memang besar. Kata mama, nanti Finn orangnya besar dan tinggi seperti Bapak."

Julia tersenyum mengiyakan. Dia sudah selesai mengganti popok Finn. Bayi melirik Seren dengan tatapan polos.

"Ibu, boleh Seren pangku?"

"Iya, tapi hati-hati ya?"

Seren mengangguk dan memeluk Finn dengan lembut. Julia meninggalkan mereka menuju kamar kecil untuk panggilan alam.

"Finn dipeluk kakak," kata Seren, mencoba berkomunikasi dengan Finn. "Tangan Finn harum," lanjutnya sambil mencium tangan Finn.

Bayi itu hanya sedikit bergerak dan menggerakkan kepalanya, sesekali menunjukkan lidahnya. Kadang-kadang tangannya bergerak diiringi dengan napas yang kasar.

Seren sangat menikmati saat bersama bayi itu sehingga tidak menyadari kehadiran Allen. Lelaki itu ragu untuk mendekat jika Julia kembali.

Tapi akhirnya, dia memutuskan untuk mendekat. Dia penasaran ingin melihat Finn. Allen duduk di sofa, dan Seren langsung menoleh ke arahnya.

"Pak," sapa Seren.

Allen diam, terfokus pada bayi yang dipangku Seren. Bayi itu berkembang begitu cepat, bahkan Seren tampak kecil saat memegangnya.

"Pak, Finn cepat besar ya?" ucap Seren mencoba berbasa-basi. "Bapak mau pangku?"

Seren merasa sedikit tidak nyaman karena Allen hanya fokus pada Finn. Dia ingin meletakkan Finn ke ayunan dan beberapa kali menoleh ke pintu, tetapi Julia tidak kunjung datang.

BROKEN VOWWhere stories live. Discover now