Part 22 - Penawaran

747 79 11
                                    

Part 22 - Penawaran

"Kita perlu berbicara tentang masalah Finn dan kamu," kata Allen serius.

Julia memandang Allen dengan kerutan di dahinya. Julia merasa bingung pada Allen, seolah-olah ada masalah terus-menerus sejak Julia kembali bekerja.

Kemarin, setelah Allen kembali dari apartemen Julia, dia pulang terlambat. Meskipun tidak ada aturan yang mengikatnya karena Allen bukan karyawan, namun hal itu tetap membuat Julia terusik.

Diam-diam, Julia mengirim pesan kepada Saren, menanyakan keberadaan Allen dan apa yang dilakukannya di apartemen. Mengapa dia belum kembali setelah jam istirahat.

"Kapan kamu punya waktu untuk berbicara?" tanya Allen. "Waktu istirahat sebentar lagi." Allen menekan Julia agar wanita itu tidak menghindar darinya.

"Bicara tentang apa lagi? Mengapa kamu nggak bisa tenang sebentar saja? Saya sedang sibuk," kata Julia dengan sensitif.

"Saya hanya bertanya kapan kamu punya waktu. Saya tidak memaksa kamu harus bicara sekarang. Saya bisa menunggu waktu istirahat atau hingga pulang kerja. Saya akan mengantarkan kamu pulang sekalian," kata Allen.

"Saya bawa mobil," jawab Julia singkat.

"Baiklah, kita bicara nanti saat istirahat," ucap Allen memutuskan.

Kemudian Allen meninggalkan ruangan. Julia memandangnya dengan ekspresi kesal, menghela napas panjang, dan berdecak. Percakapan dengan Allen membuat konsentrasinya terpecah.

Julia tidak ingin memusingkan diri lebih lama. Setelah waktunya istirahat, mereka pergi ke restoran. Menuruti keinginan Allen bicara tentangnya dan Allen.

Julia menunggu Allen bicara, sementara menunggu makanan datang. Allen tidak membuang waktu dan mulai serius.

"Aku ingin membuat tawaran ke kamu," ucap Allen. "Kalau kamu nggak mau berhenti bekerja, mulai besok biar Mbak Zinnia yang mengurus Finn. Pagi-pagi Mbak Zinnia pergi ke apartemen kamu. Sorenya dia bisa pulang."

Julia terbelalak tidak percaya mendengar perkataan Allen. Dia merasa kesal dan sensitif.

"Atau, kamu bisa mengantarkan Finn dan Saren ke rumah. Sorenya kalian bisa pulang bersama," lanjut Allen. "Saren masih sekolah, dia nggak bisa mengurus Finn selama kita bekerja. Kalau Saren mulai sekolah lagi, siapa yang akan mengurus Finn?"

"Aku sudah mencari pengasuh. Saren hanya sementara!" jawab Julia.

"Mbak Zinnia bersedia mengurus Finn. Kita sudah mengenal mereka, sedangkan pengasuh yang kamu sewa belum tentu."

"Kamu nggak perlu ikut campur terlalu jauh!" tegur Julia, mengingatkan Allen tentang hubungan mereka yang hanya sebatas orang tua Finn.

"Aku papanya Finn. Aku tetap akan ikut campur soal Finn," tegas Allen.

Julia kesal harus mengulang-ulang kalimat yang sama untuk membuat Allen menyadari tentang hubungan mereka dan bagaimana Allen menolak kehadiran Finn.

"Aku menolak tawaran kamu!" elak Julia sambil menyilangkan tangannya di dadanya.

"Kalau begitu, kamu berhenti bekerja," kata Allen santai.

"Kamu tidak berhak melarang-larang saya!"

"Kemarin Finn rewel. Aku terlambat karena Finn nggak mau tidur. Kasihan Saren harus mengurus Finn sendiri. Dia masih terlalu muda untuk mengurus Finn," sela Allen dengan lembut.

Julia terdiam. Saren sudah menceritakan masalah itu tadi malam. Julia pun merasa tidak nyaman meninggalkan Finn. Meskipun dia ingin bangkit dan mencari nafkah, dia juga ingin menjaga Finn.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BROKEN VOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang