08

55 7 0
                                    

selamat membaca

◇◇◇

Pandhu POV

Pandhu berjalan memasuki area cafe yang dipenuhi dengan orang orang yang sibuk dengan dunianya sendiri.

Ia menemukan semacam bar kecil di area tengah dan berjalan menghampirnya, lalu duduk di salah satu kursi tinggi disana.

Ia memerhatikan punggung seorang bartender yang sedang membuatkan minuman dari pelanggan yang lain.

“Blue Hawaiin satu, sama Caramel macchiato..take away”

“okey, just a few minute”
Jawab bartender ramah. Pandhu membalas dengan senyuman.

Ia mengedarkan pandangan menikmati suasana café yang berisik dan ramai pengunjung.

Tatapannya tertuju pada seorang pelayan bersurai blonde yang tengah berjalan ke arah meja pelanggan sambil membawa nampan berisikan minuman dingin.

secara tak sengaja pelayan itu disenggol oleh pengunjung lain yang sedikit mabuk, sehingga pelayan tadi kehilangan keseimbangan dan terjatuh.  Minuman yang dibawanya tumpah tepat pada baju salah satu pelanggan yang sedang duduk di meja disana

“punya mata ga si lo? baju gue basah nih sialan”

“maaf saya tidak sengaja, saya akan bayar kerugiiannya”

“bayar pake apa lo? masih kerja jadi pelayan jangan so-soan ganti rugi..
lo tau ga harga baju gue ini berapa?”

Sang Pelayan hanya menunduk lalu berjongkok untuk mengangkat pecahan gelas yang terjatuh di sekitar meja.

“sujud di kaki gue, lo gabisa bayar baju
gue tapi ganti pake harga diri lo” dengan smirk merendahkan, pelanggan berbicara dengan nada congkaknya.

alih alih menurut, sang pelayan lantas mengepalkan tangannya lalu membanting nampan yang ada di pangkuannya hingga membuat semua orang terkejut dan semakin mengerumuni area tersebut.

“disini gue emang salah, gue ganti. lo butuh berapa? Gue ga sudi sujud di kaki lo”

ucapnya menatap tajam pada pelanggan di hadapannya

“berani lo ya? Mau dipecat? hah?”

"mana sini panggilin manager lo, gue bisa bikin lo dipecat sekarang, dasar miskin"

“nih gue yang ganti”
Pandhu tiba tiba datang, mengeluarkan 15 lembar 100.000 di dompetnya dan menghempaskannya ke atas meja.

“siapa lo? jangan ikut campur”

“siapapun gue bukan urusan lo, yang penting duit kan buat lo”

“kalo kurang..di situ sudah ada nomer gue, peras gue sampai lo puas”
tambah Pandhu tegas sambil melirik ke arah tumpukan uang dan selembar kertas bertuliskan deretan angka, lalu kembali menatap tajam si empu.

setelah nya ia menarik lengan pelayan di sampingnya tanpa memerdulikan pelanggan yang sepertinya masih dongkol tapi tetap menerima uang yang diberikannya, ia membawa pelayan bersurai pirang ini keluar dari café.

.

“ndhu..ndhu.. lo ngapain sih? gue bisa urus urusan gue sendiri, lo ga perlu sampe ganti rugi”

“gue ngapain? Lo yang ngapain mas?, lo kerja?”

bentak Pandhu pada Ashkara ketika sudah berada di luar area cafe.

“mas? Jawab pandhu mas”

“iya”

éminén • kookvWhere stories live. Discover now