11

55 9 2
                                    

selamat membaca

p.s gajadi seminggu haha. BAB kali ini agak ngebosenin jadi kalo mau di skip..gapapa gangaruhin ke alurnya kok ☺️

◇◇◇

“teori evousi Darwin tidak pernah mengatakan jika manusia berasal dari kera, melainkan teori Darwin menyatakan bahwa makhluk hidup di dunia ini berasal dari satu spesies yang sama. Di dalam bukunya yang berjudul The Origin of Species menjelaskan tentang mekanisme revolusi makhluk hidup, dimana yang lebih kuatlah yang akan bertahan..Konsep teori ini dikenal dengan istilah seleksi alam. Seluruh makhluk hidup yang tak mampu beradaptasi dengan lingkungannya, lama kelamaan akan punah. ”

“Correct Isha. jika Charles tidak pernah menyatakan bahwa manusia berasal dari kera, lantas siapakah ilmuwan yang pertama kali membandingkan manusia dengan kera?...Anvaya?

“Ilmuwan pertama yang membandingkan anatomi manusia dengan kera adalah ilmuwan asal Prancis bernama Lamarck. Lamarck menjelaskan jika manusia dan kera merupakan spesies dari nenek moyang yang sama, yang berhasil bertahan hidup karena kemampuannya untuk beradaptasi dengan lingkungan. Paham ini dikonfirmasi oleh Robert Chambers, yang menulis sebuah buku tentang evolusi, berjudul Vestige of Natural Hostory of Creation.  Namun sayangnya nama Darwin sebagai pencetus gagasan tentang manusia berasal dari kera sudah terlanjur menyebar di buku-buku pelajaran.”

“betul sekali, sekarang ada yang bisa menyebutkan apa perbedaan teori Lamarck dan teori Darwin berdasarkan apa yang telah disampaikan Isha dan Anvaya?”
“bagaiman pendapatmu Ashkara?”

Mis Lia melirik ke arah Ashkara yang menunduk, membaca novel yang ia sembunyikan dibalik buku sejarahnya.

“Dalam perkembangannya, teori Lamarck dan Darwin bisa saling mendukung, dan bisa juga saling berseberangan. Lamarck mengungkapkan, jika semua individu dalam spesies yang sama memiliki karakteristik yang identik. Contohnya kaki dan leher jerapah, pada zaman dahulu berbentuk mirip dengan kuda yaitu berleher dan berkaki pendek. Namun karena sumber makanan mereka berada di pohon yang tinggi, maka muncul dorongan dari Jerapah untuk meregangkan lehernya. Dorongan internal inilah yang menyebabkan leher Jerapah menjadi panjang selama masa hidupnya dan diturunkan pada generasi berikutnya. Sehingga muncul keyakinan, bahwa jerapah yang memiliki leher panjang saat ini, merupakan adaptasi dari nenek moyangnya dahulu kala. Hal ini sesuai dengan pernyataan Anvaya tadi kalau manusia adalah bentuk adaptasi dari kera sebagai upaya untuk mempertahankan hidupnya.”

Jelas Ashkara melirik ke arah Anvaya yang duduk di sampingnya.

“Berbeda dengan pendapat Lamarck  yang meyakini adanya dorongan internal pada individu, Darwin meyakini bahwa terjadinya evolusi, bukan karena dorongan internal individu, namun karena adanya pengaruh dari seleksi alam. Darwin meyakini bahwa Jerapah, ada dua jenis. Ada yang berleher panjang, dan ada yang berleher pendek. Jerapah yang berleher pendek akan mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya karena makanannya yang berada di pohon tinggi. Sehingga semakin lama akan punah. Hingga pada akhirnya hanya Jerapah yang memiliki leher dan kaki panjang yang akan bertahan hidup, sehingga semua generasi Jerapah yang ada sekarang, memiliki leher panjang."

"Dengan demikian perbedaan dari teori keduanya terlihat jelas, Lamarck dengan teori adaptasinya dan Darwin dengan Teori seleksi alamnya”

“Menurut mis, mana yang lebih tepat Lamark’ teory or Darwin’s”

Tanya Nakula

“Keduanya sama sama memiliki nilai di mata Science” jawab Anvaya

"but who’s the better one?”

“Darwin’s”

“Why?”

“Karena teori Lamarck itu engga terbukti, hidup tanpa persaingan itu mustahil. Karena kemampuan tiap individu itu berbeda-beda..makanya akan selalu ada yang menang dan yang kalah”

“kalau kemampuan satu individu engga sebanding dengan individu lain di lingkungannya, dia harus apa mis? Apa dia mending mati aja?”
kali ini Shevaya membuka suara

“dia bisa pindah ke tempat yang lebih cocok”

“kalau dia juga ngga bisa pindah?”

“iya lo ubah lingkungan lo ajalah, susah amat. kalau bicara tentang hewan, lo ga usah khawatir, dia punya kemampuan bertahan hidup dari seleski alam…namanya adaptasi.”

Balas Ashkara

KRINGGGGG

“okai time’s out thank you for today,  such an excellent class..keep up your good spirit and I’ll see you next week!”

Hari ini memang cukup melelahkan bagi semua siswa, mereka menjalani 5 Pembinaan dalam sehari, dan kelas Biologi menjadi kelas pembinaan terakhir mereka hari ini.

Jam sudah menujukkan pukul 8.30, mereka akhirnya kembali ke asrama, untuk makan malam dan istirahat.

“cape banget buset”
keluh Nakula merebahkan kepalanya di atas meja kelas

“iya cokk, ini kita 3 bulan nih begini? bisa pecah kepala gue”
sambung Ashkara

“hahaha, besok ga bakal sepadet ini kok…cuma ada 3 pembinaan jadi ga sampe malam,  tapi bakal tetap ada latihan soal sih paginya”

Isha menepuk nepuk pundak Ashkara lembut.

“huhh sama ajaa”

“btw itu si anak anak emas jago juga ya?”

“iyalah, anak utusan Miska..harus pinter, gue pastiin mereka bakal masuk 5 besar sih”

“hm iyasih…debat mereka juga keren tadi, ini si curut juga, bandel bandel pinter ya lo”
seru Kavindra sambil mendorong pelan kepala Ashkara

“aduh,,gue ini sering baca teori evolusi makanya tau”

“heleh, merendah lo nyet?”

“HAHAHAHA udah udah balek yok, cape nih”
Noura berdiri dari kursinya sambil menenteng tasnya, lalu diikuti oleh ketiga temannya

“eh kalian duluan deh.. gue mau nyelesein buku gue dulu abis itu cari buku di perpus”

“buku pelajaran?”

“engga lah, agatha christie lagi kan lo?"

“iya”

“buset, obses bener”

“kalo gue ga belok, gue nikahin”

“HAHAHA dah kita balek, jangan lama-lama lo”

“iya”

Setelah kepergian teman-temannya, Ashkara melanjutkan bacaannya sampai waktu menunjukkan pukul 10 malam, ia mulai mengantuk.

tapi matanta tak sengaj menemukan lembaran soal yang diselipkan ke dalam sebuah buku catatan di meja sampingnya. Ia mengambil buku tersebut, dan membukanya untuk melihat siapa pemiliknya.

“buset, rapi banget tulisannya”

lirihnya, melihat tulisan pada buku itu dengan takjub. setiap kalimat yang ditorehkan sangat tertata dan lengkap.

Terdapat juga lembaran kertas yang berisi 3 soal matematika, yang salah satu nomernya sudah dikerjakan.

Ashkara merasa tertantang untuk memecahkan masalah dalam soal ini. Ia mencoba mengerjakannya dan ternyata soal tersebut lebih rumit dari bayangannya. Ia membaca kembali buku catatan itu untuk menemukan cara atau rumus yang tepat lalu menguraikannya di papan tulis.

setelah satu jam, ia berhasil memecahkan soal kedua tapi stuck di tengah tengah penyelesaian soal terakhir. Karena terlalu lelah berfikir, akhirnya ia ketiduran di dalam kelas dengan buku catatan itu menutupi setengah wajahnya.

.
.
.
.

“gue mau balik ke kelas bentar, buku gue ketinggalan”

“iye”

éminén • kookvWhere stories live. Discover now