21

74 9 2
                                    

selamat membaca

◇◇◇

Semenjak simulasi olimpiade kala itu, hubungan Nakula dan Ashkara kembali terjalin. Mereka sering terlihat bersama, entah itu untuk berangkat, makan ataupun mengerjakan soal latihan bersama. Tak jarang juga Ashkara mengajak Nakula belajar malam bersama Anvaya di salah satu ruang kelas.

Anvaya tentu tak keberatan, mungkin sedikit menggelitik hatinya seperti setetes air di minyak panas dalam penggorengan. tapi tak apa, karena tidak ada dari keduanya yang mengerti perihal hati.

Nakula juga sudah tak lagi bertegur sapa dengan Noura ataupun Isha, Ashkara tak pula menanyakan karena ia memilih untuk menjaga kekokohan hatinya yang sudah ia susun ulang pelan-pelan, ia memilih mengabaikan dan lebih fokus pada olimpiade yang sudah di depan mata.
Eliminasi sudah diadakan, para siswa yang tersisa sedang menunggu hasil untuk 5 besar terpilih.

Ashkara sebenarnya cukup percaya diri berlandaskan ilmu dan trik-trik yang ia diskusikan setiap malam bersama Anvaya, tapi setitik kekhawatiran akan selalu membekas pada kanvas kepercayaan.

Nilainya yang tidak pernah konsisten membuatnya selalu merasa ragu. Nilainya benar-benar mengalami naik turun yang sangat fantastik, dan tak ada pihak yang mampu yang ia salahkan selain dirinya sendiri.
Sedikit demi sedikit ia mulai mengurangi kebiasaan membaca novelnya ketika jam pembinaan, tak lagi tidur dan selalu berusaha fokus untuk cepat memahami setiap ilmu yang masuk dengan cara yang tak biasa ia lakukan.

Akhir-akhir ini juga ia sering memerhatikan cara si Jenius itu belajar. Anvaya selalu mencatat apapun yang masuk dalam pendengaran dan terpantau dalam pengelihatan. catatan itu ia tulis dalam sebuah note berukuran kecil yang ia selalu bawa kemana saja di dalam saku bajunya. Dan diam-diam Ashkara mengikutinya.

Berkat hal itu, ia berhasil menghafal puluhan rumus dan istilah asing dalam waktu singkat dibantu juga karena dirinya yang seorang maniak pembaca.

Sepertinya usahanya mencontek si jenius sampai rela dikatain tidak kreatif sama yang lebih muda, membuahkan hasil. Ia melihat ke arah layar pemberitahuaan dan tersenyum puas melihat namanya dan Nakula bercoret aman disana. Ia tersenyum manis ke arah Nakula yang membalas senyuman itu tak kalah manis, setelahnya mata itu terkunci pada sepasang soca tajam di seberang sana.

Netra itu mendekat sampai tak ada jarak yang memisahkan selain keadaan mereka di lingkungan sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Netra itu mendekat sampai tak ada jarak yang memisahkan selain keadaan mereka di lingkungan sekolah.

Yang lebih tua mengukir senyum bangga, "once again and I catch you MrJENIOUS"

"nilai lo masih bisa disalip Valour, selisih nya cuma 0.4, kalau ga bisa naikin seenggaknya pertahanin nilai lo di atas Valour"

éminén • kookvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang