19

59 7 1
                                    

selamat membaca

◇◇◇

Manusia mudah melupakan. Itu sudah naluri, sistem bejat semesta. Semua orang akan lupa dan kembali melanjutkan hidupnya dengan normal. Selama bukan mereka yang menjalani, mereka akan acuh. Tak peduli bagaimana para korban yang masih berusaha merangkak kembali, semesta akan bekerja cepat dengan berlari.

Setidaknya itulah gambaran yang terjadi hari ini di sekolah paling fenomenal di kota Esmeraldays. Semua kembali seperti semula. Karantina kembali dilakukan, semua orang sibuk dengan dunianya masing-masing, belajar.
Iya, belajar untuk mempersiapkan cita-cita yang ingin diraih atau sekedar untuk terbebas dari sistem peringkat yang membunuh.

Beberapa dari mereka sempat berfikir bagaimana jika kemarin mereka setuju dengan aksi protes Ashkara, apa mungkin sistem gila ini akan hilang?
Mungkin saja mereka tak perlu lagi belajar mati-matian dan selalu mendapatkan heartattack setiap pengumuman hasil test. Mereka sudah goyah lebih tepatnya muak dengan ini semua, tidak hanya 12 siswa terbaik yang tinggal bersisa 8, tapi seluruh murid kelas 12.

Tapi mirisnya, tak ada yang seberani Ashkara. Lagipula, apa bisa mereka memberontak dan melawan sistem sekolah yang isinya para pejabat negara?
Apa itu tidak akan menjadi boomerang balik untuk mereka?

Entahlah. Mereka sudah tak pernah membahasnya lagi, termasuk Ashkara. Ia tak lagi memberontak, teman-teman dan Valour juga tak lagi mengusiknya. Entah karena takut, atau mereka terlalu sibuk belajar hingga melupakan segalanya termasuk kesehatan mentalnya.

sudah cukup openingnya, mari lanjutkan pada bagian cerita seru di bab ini.








"morning students"

"morning sir"

"kini kalian sudah bersisa 8 orang, semakin mendekat menuju olimpiade internasional. Untuk persiapkan kalian, saya akan mengadakan simulasi olimpiade. saya sudah membagi kalian menjadi 3 kelompok, 1 kelompok berisi 2 - 3 siswa."

Semua murid mendengarkan penjelasan Mr Satria dengan teliti. jika pada kelas umumnya, siswa akan terkejutkan dengan hal mendadak seperti ini, namun disini mereka terbiasa dengan segala betuk heartattck yang sekolah ini lakukan..

"kelompok pertama Valour, Isha, dan Fayazana. Kelompok kedua Noura, Shevaya, Anvaya. Kelompok ketiga Ashkara dan Nakula."

Senyuman terukir di bibir keempat siswa dalam kelas, puas dengan teman kelompok yang diberikan.
Lain halnya dengan, Ashkara. Ia menatap teman kelompoknya yang duduk di depannya, tengah menunduk lesu.
entah bagaimana ia membuka suara lagi pada Nakula. Meski berada dalam satu kelas yang sama, mereka tak pernah berbicara semenjak hari itu. Nakula memang tidak ikut dalam pembullyan kala itu, tapi Ashkara tahu kalau Nakula tetap memberi jarak dengannya.

Ashkara menghela nafas kasar, ia tak menyangka akan seasing ini dengan seseorang yang pernah sedekat nadi dengannya.

"persiapkan diri kalian sebaik-baiknya, simulasi akan dilakukan besok pagi, terimakasih"

***

Ashkara akan berusaha, lagipula ini kepentingan pembelajaran, ia akan membuang jauh-jauh hal-hal dulu yang masih membekas di hatinya.

Ashkara menghampiri Nakula yang tengah membereskan alat tulisnya setelah pembinaan selesai.

Hari ini diberikan keringanan pembinaan selesai lebih awal, Mr Satria sendiri yang mengajukannya pada sekolah supaya para siswa memiliki waktu lebih untuk mempersiapkan simulasi olimpiade keesokan harinya.

éminén • kookvWhere stories live. Discover now