17

62 7 6
                                    

selamat membaca

◇◇◇

bullying//

"good morning students, saya tahu sebagian dari kalian belum bisa menerima kepergian Kavindra. Oleh karena itu, kami pihak sekolah mengundang orang tua Kavindra untuk memberikan penjelasan...silahkan"

senyum ramah Vatika selaku pimpinan sekolah kepada kedua orang tua Kavindra yang berjalan menuju mimbar, di tengah ruangan aula sekolah.

"selamat pagi, anak-anak semua. Saya selaku ayah dari Kavindra mengucapkan banyak terima kasih kepada kalian semua, karena telah menjadi teman Kavindra selama ini. Mungkin diantara kalian, ada yang belum menerima dengan ikhlas atas kepergian Kavindra, begitu juga kami berdua"

laki-laki berusia 45 tahun ini mengambil nafas panjang sebelum melanjutkan,
"tapi dalam beberapa bulan ke depan kalian akan menghadapi olimpiade internasional dan saya tahu bahwa olimpiade ini memerlukan persiapan yang cukup panjang serta membutuhkan kefokusan kalian dalam belajar. Jadi saya berharap kalian bisa belajar untuk mengikhlaskan kepergian Kavindra."

Mata sendu itu menatap tepat pada kamera yang menyorot wajahnya, ia mengeratkan genggaman tangannya pada wanita di sampingnya,
"Kepergian Kavindra adalah murni atas kesalahan kami sebagai orang tua. Seharusnya kami lebih memperhatikan Kavindra. Kami sama sekali tidak mengetahui jika Kavindra mengalami penyakit mental dan sering berkunjung ke rumah sakit untuk melakukan check up. Kami mungkin tidak akan tahu kenyataan ini jika pihak sekolah tidak mencari tahu dan mendatangkan dokternya sendiri pada kami. Kami sangat menyesal karenanya."

semua murid yang mendengar iba dengan penjelasan orang tua Kavindra, tak sedikit juga dari mereka yang meneteskan air mata, melihat pasangan paruh baya itu menundukkan kepalanya ke arah kamera sambil menahan tangis.

lain halnya dengan Ashkara, lelaki ini menggeram di tempatnya, tidak bisa lagi menahan amarahnya ketika mendengar segala tipu daya orang tua Kavindra dan pihak sekolah lakukan.

Ia berdiri dari duduknya sambil mengepalkan tangannya kuat,
"sekolah ini tidak mengakui kalau kematian Kavindra adalah dampak fatal dari sistem peringkat Claintere High School of Esmeraldays"

ucapnya lantang menatap tajam ke arah Vatika yang seketika mengambil alih kembali mimbar,
"Kematian Kavindra adalah ranah privasi keluarga seperti apa yang telah disampaikan oleh keluarga Kavindra. Dan apapun penyebabnya, saya bisa nyatakan...itu bukan tanggung jawab sekolah."

"kita semua belajar mati-matian demi sistem peringkat, kita berusaha sekeras mungkin untuk bertahan menjadi siswa terpilih supaya tidak ikut serta dalam sistem peringkat. dan Mis bilang ini diluar tanggung jawab sekolah?", balas Ashkara tak mau kalah.

"kamu tidak punya bukti bahwa kematian Kavindra disebabkan oleh sistem sekolah. dan secara logika kami tidak pernah memaksa kalian untuk belajar secara langsung 8 jam, 12 jam, itu semua terserah kalian."

"dan secara logika pilihan itu gak akan kita ambil kalau ngga ada tekanan."

Ashkara menatap jengkel wanita di hadapannya tanpa rasa gentar, "sekolah harusnya ngga cuma peduli dengan nilai kita. Mis belum sadar juga ya? apa perlu saya sadarkan sekarang?"

"dengar ya teman teman sekalian dan Mis Vatika yang terhormat, yang selama ini sekolah lakukan cuma masang harga di otak kita, kenapa jadinya nuntut uang padahal sekolah yang salah? kita gak pernah milih buat punya kemampuan otak seperti apa mis, sama seperti halnya kita engga pernah milih mau punya orangtua dengan finansial seperti apa."

Ashkara menghembuskan nafas berat, sebelum finalnya, "Untuk itu tanpa mengurangi rasa hormat, saya menuntut sistem peringkat DIY dihapuskan"

Sebagian besar dari siswa mulai terpengaruh dengan pidato mendadak yang dilakukan Ashkara. Mereka sebenarnya merasakan penderintaan dan tekanan selama menjalani sistem peringkat ini, tapi apalah daya mereka dan memang belum ada yang berani speak up terkait rahasia umum ini sebelum Ashkara.

éminén • kookvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang