22

56 6 3
                                    

selamat membaca

bacanya pelan2 aja, biar paham alurnya dan gak ada hint yang terlewat😉

◇◇◇

"tolong pastikan nilai kelima siswa yang tersisa terus meningkat. nilai yang mereka raih sekarang masih bisa dikalahkan dalam olimpiade."
"perketat jadwal pembinaan dan lakukan sesuai rencana"

"maaf sebelumnya bu, kami sudah memperketat jadwal pembinaan dan latihan soal anak-anak. Jika semakin dipersempit, kejadian beberapa saat lalu bisa saja terulang kembali"

BRAKK

Vatika menggebrak meja di hadapannya sebagai pelampiasan kekesalan, hal ini sontak mengejutkan dua sosok lain yang masih saling mempertahankan argumen.
"lakukan apapun, saya tidak ingin kejadian 5 tahun lalu terulang. Olimpiade tahun ini akan sangat mempengaruhi penilaian masyarakat dan eksistensi sekolah dihadapan petinggi negeri. Kita harus bisa mempertahankan posisi sekolah menjadi yang teratas dengan memenangkan olimpiade. Lagi pula, Dewan sekolah juga sudah menyetujui untuk memperketat jadwal di 1 bulan terakhir olimpiade"

"tapi bagaimana jika ada wali murid yang protes dengan sistem belajar yang semakin diperketat, mungkin saja ini bisa menjadi boomerang buat sekolah kita"

"kita bisa bungkam dengan uang dan memanipulasi hasil nilai mereka seperti yang kita lakukan pada siswa-siswa sebelumnya"
balasnya lagi menggebu-gebu.

"mis Vatika? Izinkan saya menyuarakan pendapat"
seorang wanita yang dari tadi hanya mendengarkan perdebatan antara Vatika, Satria, dan Agung akhirnya membuka suara. "mohon izin ibu kepala sekolah, nggih?"

tambahnya sambil tersenyum, menekan kata jabatan seolah tak bertanya, tapi memerintah.
Suaranya bak music klasik yang mengalun mendominasi ketiga makhluk lain. Sosok itu masih menatap objek dalam pertanyaannya, menuntut jawaban iya dari si empu. "silahkan bu".

"thank you. Kita tak bisa terus-terusan menggunakan cara klasik untuk mendorong siswa belajar giat dan mengejar apa yang kita inginkan. Mengingat beberapa tahun lalu, cara ini bukan menjadi solusi kendati merusak keseluruhan tujuan."
matanya tertuju pada satu-satunya mangsa dalam ruangan itu.

"Pergerakan kita bisa saja tercium oleh publik jika sampai terulang, dan bukannya cukup sulit bagi sekolah untuk membungkam anggota keluarga yang menjadi korban 5 tahun lalu?"
ia menghentikan ucapannnya, menyusuri setiap onix di hadapannya yang mulai berfikir.

"entah bagaimana nasib anak itu sekarang".
Ucapannya diakhiri dengan untaian senyum tersembunyi dibalik tatapan sendunya.

"jadi menurut Bu Meshazara bagaimana cara terbaik untuk mengatasi hal ini? jika dilihat dari grafik nilai dari kelima siswa yang tersisa juga sudah sudah sangat baik dari tahun-tahun sebelumnya"

"benar pak Satria, tapi kita tak boleh lengah, karena yang menjadi saingan adalah berskala internasional, kita harus tetap memupuk semangat siswa secara peruasif, tak memaksa tapi bermain dengan pola pikir mereka. Hingga mereka sendiri yang tergerak untuk maju tanpa perlu melibatkan pihak sekolah. lagi pula tidak ada orang tua yang akan menolak bukan?"
ia meluruskan pandangan pada Vatika dan Agung yang termenung dalam duduknya.

"hanya Ashkara, dan dia tidak harus dikhawatirkan. Bagaimana menurut bu kepala sekolahnya? ucapnya lagi, lebih menuntut pada sosok yang langsung tersadar di sudut sana.

éminén • kookvWhere stories live. Discover now