Rumah Aiden

11 1 0
                                    

Wanita paruh baya atau yang biasa di panggil "mommy" itu kembali bertanya kepada sang anak
"Ini siapa yang kamu bawa pulang?"

"Kenalin mom dia calon pacar aku, cantik bukan?"

"Astaga kamu ini ada-ada saja, oya nama kamu siapa nak?"

"Nama saya putri Gabriela tante"

"Subhanallah cantik sekali"

"Rumah kamu dimana sayang?"

"Rumah saya dijalan mawar blok E no 234"

"Oh deket sini dong?"

"Oh ya satu lagi panggil aja momy jgn tante ya sayang"

dan aku hanya membalas dengan anggukan.

Setelah berbincang cukup lama dengan sama momy dia kini jam sudah menunjukkan pukul setengah satu dimana ini sudah waktunya makan siang, momy meninggal aku seorang diri di ruang keluarga, dia pergi ke kamarnya untuk beres-beres katanya dia mau kasih liat kamar, sudah lima menit berlalu kini yang muncul dihadapan ku adalah aiden.

Aiden sedang setengah membungkuk biar tinggi dia dan aku setara, dirasa udah setara dia langsung berkata
"Ayo sini ikut aku"

"Kemana? nanti kalau dicari momy gimana?"

"Aman momy udh tahu kok"

"Oh emang mau kemana kak?"

"Jgn panggil aku kakak, kayak kakak sendiri aja"

"Tapi kan kamu kakak kelas ku.. ga sopan kalau aku panggil nama"

"Gapapa santai aja sayangg"

"Yaudah ayoo ikut akuu"

"Iya-iya ayo emang mau kemana?"

"Ada deh nanti juga pasti tahu"

Sehabis berkata seperti itu, dia menarik ku dan aku hanya bisa berpasrah.

Sampailah mereka berdua tepat di depan kamar seseorang, dan aiden berkata
"Bentar ya ay"

"Ha? maksud nya?"

"Ya bentarr", kemudian aiden membuka pintu tersebut dan menyuruh ku masuk ke dalam kamar itu, betapa kagetnya aku saat melihat kamarnya yang begitu aesthetic dan rasanya aku seperti mimpi di siang bolong, aku berusaha untuk bangun mungkin saat ini aku sedang tidur atau tidak mangkanya aku mencubit kedua pipiku nyatanya aku tidak sedang bermimpi.

My favorit personDonde viven las historias. Descúbrelo ahora