Kelas

6 1 0
                                    

Pagi yang cerah, tapi sepertinya tidak akan secara hari yang lainnya, karena hari akan bertemu dengan mapel matematika di jam pertama hingga jam ke empat.

"Pagi student", ucap guru mapel matematika.

"Pagi pak"

"Oke sekarang kita mulai hari ini dengan membuka buku paket matematika halaman.."

Namun terbanding terbalik dengan keadaan kelas Aiden atau kelas 12 yang saat ini mungkin sedang jamkos, mangkanya banyak dari anak kelas 12 berkeliaran dilantai dua dan mungkin saja ada yang sudah ada di kantin?

Dan syukurnya pelajaran yang begitu menyebalkan kini sudah usai, jadi kita semua bisa dengan bebas pergi ke kantin, ke perpustakaan, maupun ke taman belakang untuk belajar atau bermain di sana.

"Hai, kantin yuk"

"Gak, aku males ke kantin, mau ke perpustakaan untuk belajar"

"Oke bentar ya, aku mau nelpon seseorang buat bawakan kita makan, oya sekalian bawa bekal dari mommy ya"

"Hm, ayo"

"Sini aku bawain bekalnya" dan dengan beraninya dia merangkul pundak ku kemudian banyak pasang mata yang melihat hal tersebut dan ada beberapa yang mengambil foto kita berdua, sungguh ini sangat menyebalkan setelah pelajaran matematika!! Hingga ada seseorang yang berkata yang mungkin udah buat putri naik darah dan mau tidak mau akhirnya emosi putri meledak-ledak dengan Aiden yang begitu cemas semoga dia tidak berkata kasar begitu cemasnya dia sampai memegang tangan briell.

"BISA GAK? SEKALI AJA GAK USAH NGOMONGIN GW? GIBAHIN GW? ATAU FOTO-FOTOIN GW?? GW RISIH EMANG LU TAHU?? GAK KAN?? COBA KALIAN DI POSISI GW?? YG GATAU APA-APA TAPI KALIAN MALAH KAYAK GINI, KURANG AJAR BANGET LU, SAMPAI GW LIAT DI HP LU SEMUA GAK HAPUS SEMUA FOTO-FOTO YANG TADI, GW LAPORIN KE POLISI DAN BUAT LU YANG NGEFITNAH GW, GW BAKAL CABUT BEASISWA LU"

Sungguh ini pertama kalinya melihat putri emosi yang begitu meledak-ledak, bahkan dia juga sempat mengancam untuk mencabut beasiswa buat parah pembully dia di kelas maupun di luar kelas, putri tahu kalau ini salah namun dia terpaksa. Kini respon anak-anak di lorong itu begitu shock bukan main, dan mereka segera menghapus kemudian meminta maaf.

Takut? Jelas siapa sih yang tidak takut atas ancaman tersebut?? Baru kali ini juga Putri Gabriela mengeluarkan ancamannya yg mungkin saja tidak akan main-main tentang pencabutan beasiswa?

"Udah, ayo ikut aku ke taman rahasia saja ay"

"Tapi mereka gak bisa kayak gitu terus kak"

"Iya tau sayang, tapi kali ini kamu sudah mengeluarkan ancaman yang mungkin menurut mereka bakal terjadi"

"Klo mereka mikir kayak gitu, aku ga peduli"

"Hey, aku tau kamu marah sama mereka tapi plis jangan kayak gini, aku ga suka sama Kamu yang ini"

"Yaudah sana pergi dari sini, gak usah ganggu lagi, gak usah hubungi aku lagi"

"Briell gak gitu, briell tunggu dengerin aku dulu"

"Berisik"

Kini bel pulang sudah berbunyi yang dimana sudah menunjukkan untuk pulang, begitu juga dengan ku yg sudah berada di lobby untuk menunggu jemputan dari abang. Ya aku tadi sudah menelepon abang dari 30 menit yang lalu, agar aku bisa di jemput dengan dia dan agar nanti tidak usah ke rumah pribadi milik aiden, namun pulang ke rumah pribadi abangnya biarkan saja dia mencari di rumah utama keluarga Gabriela.

My favorit personWhere stories live. Discover now