Ruang Pribadi Abang

8 2 0
                                    

Akhirnya setelah beberapa kali di tolak usaha bang marvel, aiden di tolak putri mau kontrol namun dengan syarat dokternya yg ke rumah bang marvel.

"Sore put", sapa psikolog tersebut kepada mu

"Iyaa, sore juga"

"Kenapa kok gak mau kontrol hm? Katanya pingin sembuh? Tapi kok malah ga mau kontrol?"

"Aku bosan kesana kakk", iya benar psikolog putri masih muda jadi disuruh panggil kakak saja, tapi psikolog nya perempuan tenang aja

"Bosen sama aku? Atau bosen sama tempat ku?"

"Dua-duanya kak, aku mau bebas kayak mereka tapi kenapa gak bisa? Dan juga aku udah besar kenapa harus di pantau kayak anak kecil? Kan aku punya dunia sendiri, privasi sendiri kan?"

"Nah mangkanya kalau mau kayak mereka kamu harus sembuh dulu, nanti kalau kakak bilang 'GAK USAH KONTROL LAGI' berarti kamu sudah sehat, inget kan sama cita-cita kamu? Katanya kamu mau jadi kayak bang marvel?", dokter tersebut sudah hafal nama dari keluarga putri, jadi dia bisa langsung ngobrol to the point.

"Gak jadi ah, aku mau nyerah aja kak, aku gak kuat"

"Hey? Katanya mau jadi dokter terkenal kayak bang marvel? Bang marvel juga udah excited ceritain ke teman-temannya loh masak kamu nyerah??"

"Capek kak"

"Iya tau, semangat terus ya oke? Ini aku resepin obat cuma sehari 1×1 aja dan ini juga dosisnya lumayan paham kan putri?"

"Iya paham, tapi kakak tau ga?"

"Apa tuh?"

"Aku kemarin habis marah sampai meledak-ledak tau..."

"Iya? Kakak saranin untuk jangan mikirin itu semua ya? Biar proses penyembuhannya cepet selesai dan kamu gak usah kontrol ke kakak"

"Oke kak"

Sedangkan kini aiden lagi ngobrol dengan keluarga putri dan aiden juga sempat bercerita sebelum kejadian pulang sekolah sampai saat ini.

"Coba ceritain kenapa adik ku bisa jadi kayak gitu?" ucap bang marvel untuk membuka obrolan tsb.

"Jadi di lorong sekolah saat istirahat ada salah satu murid yang ngomongin dia aneh² bang, dan ada juga beberapa dri mereka memotret kita berdua, nah terus briell gak terima jadinya di lorong kelas menuju taman belakang dia ngamuk besar dan dia ngambek sama aku, dan kalau masalah dia gak mau kontrol aku gatau"

"Ha? Serius? Adik perempuan kesayangan ku marah? Emang tadi marahnya kayak gimana?"

"Kurang ajar kalian semua, hapus atau tak laporin ke polisi, dan kalian jangan main-main sama aku kalau gak mau beasiswa kalian aku cabut! Gitu bang marahnya"

Dan psikolog itu sudah keluar dari ruang pribadi bang marvel namun putri masih di sana karena katanya mau belajar tentang kedokteran, jadinya ya seperti itu...

"Dokter gimana adek saya?"

"Gapapa kok, cuma saja jangan biarin dia meledak-ledak kalau marah, dan juga jangan buat dia menangis bahkan terluka, kasian sekali dia, disaat yang lain bahagia dia justru kebalikannya, ini obat yang udah aku resepin, bunda dan yang lainnya aku pamit dulu ya, assalamualaikum"

"Iya waalaikumsalam nak, hati-hati dan terimakasih sudah mau jadi psikologi anak saya"

"Gapapa bunda"

"Bye semuaa, muachh" ya psikolog ini suka begitu kalau putri tidak mau kontrol ke tempatnya dan juga psikolog ini sudah dianggap seperti keluarganya jadi dia ya gitu deh....

My favorit personजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें