it's just senior high school

75.7K 3.6K 26
                                    

Sesampainya di kelas Molly langsung mengambil seragamnya dan menuju toilet untuk mengganti pakaian olahraganya. Setelah keluar dari toilet, Molly kembali masuk lagi karena perutnya sakit dan merasa sedikit mual.

''Ahh,, pasti karena susu tadi,'' gumam Molly membasuh wajah dan berkumur-kumur di wastafel. Ia muntah karena hanya minum susu setelah berolahraga berat, ia tak biasa akan hal itu.

Walau sudak tak merasa mual, tetapi perutnya masih sedikit sakit. Ternyata kelas masih kosong dan Molly pun duduk dibangkunya dekat jendela.

Clekkk

Pintu terbuka dan Molly menoleh. Matanya membulat ketika menangkap sosok Arga berjalan ke arahnya.

''Minum ini, akan terasa lebih baik.'' Arga meletakkan sebotol air minum di meja Molly.

Curiga langsung terpancar dari mata Molly. Ia tidak punya wkatu geer untuk sekarang. Tetapi sedikit merasa ngeri dengan kedatangan Arga membawa minuman seolah mereka telah lama saling kenal. Dan bagaimana Arga tahu kelasnya?

''Bagaimana kamu tahu kelasku?'' Molly mengabaikan air itu dan fokus dengan pertanyaannya. Arga duduk dimeja sampingnya dengan ekspresi datar.

''Aku melihatmu tadi keluar dari toilet perempuan sambil memegang perutmu,'' jawab Arga santai.

''Minumlah,'' ucap Arga dengan nada memerintah dan kali ini Molly hanya menurut. Toh dia juga merasa haus setelah olahraga.

''Oh ya.. Perkataan kamu tadi, aku anggap tidak ada,'' ucap Molly meletakkan botol air minum itu. Arga bangkit dan berpindah ke sisi Molly, ia meletakkan satu tangannya di meja seperti bertumpuh dan satunya lagi disandaran bangku Molly dengan wajah ia dekatkan dengan wajah Molly.

''Sudah kubilang aku tak mendengar kata penolakan. Sekarang kamu adalah pacarku,'' ucap Arga terlihat serius membuat Molly sendiri merasa ketakutan dan terintimidasi dengan tatapan Arga, namun ia berusaha melawan kalau tidak Arga akan ngotot dengan perkataannya.

''Aku tidak m--"

''Molly!!'' teriak Lolita memasuki kelas diikuti beberapa murid lain. Mereka pun terkejut saat melihat Molly dan Arga, apalagi dengan posisi sekarang.

''Lolita....'' seru pelan Molly dan Arga berdiri berbalik seperti akan pergi.

''Setelah pulang, tunggu aku di gerbang sekolah,'' ucap Arga lalu berjalan keluar kelas dan meninggalkan Molly yang akan dijejali berbagai pertanyaan oleh Lolita dan murid lain. Mati aku, pikir Molly.

Kring

Kring

Kring

Untungnya nyawa Molly selamat kali ini berkat bel pelajaran selanjutnya. Pelajaran yang tak akan pernah dimengerti Molly selamanya, matematika. Bukan berarti Molly benar-benar lolos. Lolita yang juga teman sebangku Molly tak henti-hentinya memberi isyarat agar Molly mau menceritakannya tentang dirinya dan Arga, tentu saja Molly mengabaikannya atau pura-pura melihat ke papan tulis.

***

Molly harus menghindar dengan berbagai cara agar lolos dari pertanyaan teman-teman sekelasnya, mulai dari pura-pura ke kantin, toilet hingga ke tempat yang baru 3 kali Molly datangi semenjak bersekolah disini, perpustakaan. Kecuali satu orang yang selalu mengekorinya, Lolita. Bahkan saat pulang sekolah seperti saat ini.

''Jadi beneran Kak Arga nembak kamu?'' tanya Lolita membuat Molly menghentikan langkahnya.

''Masih untung kalau nembak, orang dia langsung ngaku aja kalau aku ini pacarnya,'' kata Molly merasa aneh dengan sikap Arga.

Be My Girl, I'm Yours Be Mine?Where stories live. Discover now