help, i lost myself again

62.5K 2.9K 36
                                    

Molly seperti biasa datang ke sekolah dengan perasaan dag dig dug takut pagar sekolah telah ditutup. Ini sudah menjadi sesuatu yang biasa, anehnya tetap saja sangat menegangkan pada saat terjadi.

''Ini semua gara-gara Kak Azka, coba dia gak sembunyiin sepatuku dan jadi lupa sendiri taroh dimana,'' gerutu Molly terus berlari dan saat pagar sekolah sudah didepan mata Molly.

Gleeeppp

Pagar ditutup rapat oleh Pak Santoso dan berjalan masuk ke posnya. Tak ada gunanya merengek dihadapan Pak Santoso agar dibukakan pagar karena Ibu Talia yaitu guru fisika sekaligus anggota pendisiplinan murid akan berjaga di depan dan para murid yang terlambat akan berakhir di toliet, untuk membersihkannya.

Molly yang kebetulan belum terlalu dekat dengan pagar memutuskan berputar balik dan menghindari Bu Talia. Lebih baik absen daripada harus berurusan dengan Ibu Talia, begitulah kira-kira pemikiran Molly dan beberapa murid lain yang sering terlambat. Katakan ini perilaku buruk, tetapi lebih baik begitu dibanding menyumpah serapah dalam hati.

Molly berjalan dengan malas, jika ia pulang ke rumah maka Azka yang kebetulan jadwal kuliahnya kosong pagi ini akan menanyainya dengan seribu pertanyaan beruntun dan Molly tentu saja malas menjawabnya. Saat sampai disebuah halte bus Molly terkejut oleh sosok Canon yang sedang duduk di halte bus itu.

''Kak Canon,'' seru Molly berdiri di hadapan Canon kini.

''Hai Molly, kau pasti terlambatkan?'' tebak Canon sambil tersenyum ramah.

''Jangan perdulikan Molly, tapi Kak Canon ... yah kita tahu kalau Kak Canon itu ketua osis.'' Molly menggesekkan sepatu kirinya ke tanah bingung harus bagaimana menyampaikan posisi Canon yang adalah ketua osis dan merupakan teladan, tetapi kini dilihatnya sedang duduk manis di halte bus seolah ini hari minggu ceria.

''Ohh iya tadi aku juga terlambat dan agak malas berurusan dan mendengar ceramah Ibu Talia nanti. Lagipula aku juga anak SMA seperti yang lainnya, mau memiliki kenangan terlambat yang suatu saat bisa dinostalgiakan,'' ucap Canon sambil tersenyum .

''Terus Kak Canon mau kemana?'' tanya Molly lalu mengutuk dirinya sendiri dalam hati sambil berkata,'' Emang apa urusannya sama kamu Mollly?''

''Mau jalan-jalan?'' Canon malah mengajak Molly jalan-jalan dan tentu saja diiyakan oleh Molly.

Akhirnya mereka berdua menuju pantai menggunakan motor ninja hitam milik Canon. Udara pantai yang masih pagi dan angin sepoi-sepoi membuat Molly memejamkan matanya.

''Sudah lama aku tak ke pantai," gumam Molly sambil merentangkan kedua tangannya.

''Benarkah? Aku bisa membawamu ke sini lagi jika tidak sedang sibuk dengan kegiatan sekolah, rumah kita kan tidak terlalu jauh,'' ucap Canon menatap intens ke arah Molly.

''Hm, udara pagi memang sangat menyegarkan, makasih yah Kak Canon udah mau repot-repot ajak aku ke sini,'' ucap Molly menyengir dan Canon mendekat ke arahnya.

Ditatapnya Molly secara dalam. ''Aku senang direpotkan olehmu, semoga ke depannya kita....'' Canon menggantung kalimatnya ketika melihat jam tangannya.

''Apa?'' Molly terlihat bingung sekaligus menanti kata yang keluar selanjutnya, namun Canon memilih buru-buru naik ke atas motornya.

''Kau tak berniat absen sepenuhnya pada mata pelajaran hari ini bukan?'' tanya Canon dan Molly segera menaiki motor Canon juga setelah tersadar. Akhirnya mereka berdua sampai ke sekolah dengan kebohongan bahwa mereka terlambat ke sekolah karena menolong seseorang di jalan. Pagar pun dibukakan oleh Pak Santoso yang percaya begitu saja juga.

''Molly kenapa baru datang sekarang?'' tanya Sarah, teman sekelas Molly. Mereka berdua bertemu di depan kelas.

''Ada sedikit masalah.'' Molly langsung masuk ke kelas walaupun beberapa murid terlihat heran melihat kedatangannya. Lolita yang menyadari hal itu langsung mendorong Molly hingga hampir tersandung meja.

Be My Girl, I'm Yours Be Mine?Where stories live. Discover now