lifted

43K 2.3K 10
                                    

Molly dan Lolita sama-sama terdiam setelah mendengar cerita Shasa. Ternyata kakak kelasnya itu menyukai Canon sejak kelas satu SMA, tetapi harga diri yang masih tinggi dibanding perasaannya membuat Shasa tak pernah mengungkapkannya kepada Canon. Namun kini semua berbeda. Shasa ingin mengenal Canon lebih jauh, entah ia akan mengutarakan perasaannya kepada Canon atau tidak, biarlah waktu yang akan menjawab. Lagipula ini kesempatan terbaik sebelum masa SMA berakhir.

''Jadi Kak Shasa mau kami menyelidiki tentang Kak Canon?'' tanya Lolita hati-hati dan Shasa mengangguk sambil tersenyum lebar.

''Aku mau kalian menyelidiki tentang makanan kesukaannya, hobinya dan kisah cintanya dahulu,'' ucap Shasa bersemangat.

''Itu tidak sulit, tapi apa yang akan kami peroleh?'' tanya Lolita butuh balasan.

''Tenang saja, aku tahu lebih dari siapapun tentang Arga bahkan aku punya foto dia yang memakai rok hahaha,'' tawa Shasa dengan senyuman evil.

''Deal!'' seru Molly cepat mendengar Arga memakai rok, pasti sangat lucu.

''Oke, pasti ada pertanyaan khusus yang ingin kalian tanyakan pada Arga bukan? Tuliskan untukku dan akan ku tanyakan padanya.''

''Tentu saja dibuat se-natural mungkin,'' ucap Shasa dan Lolita mulai menuliskan sejumlah daftar pertanyaan seperti Apa yang akan kau lakukan setelah lulus SMA? Ingin masuk jurusan apa jika nanti kuliah? Apa cita-cita paling utama yang ingin diwujudkan? Pertanyaan seputar Arga dan kehidupannya lah yang ingin mading ketahui, karena bagi mereka Arga adalah maskot SMA Pelita Bangsa pada generasinya.

''Sekadar info saja, aku juga dulu anggota mading tetapi keluar saat akan naik kelas tiga,'' ucap Shasa sambil membaca daftar pertanyaan yang tadi diberikan Lolita.

''Jadi kita akan mulai bekerja, Kak Shasa akan pergi ke Kak Arga, aku ke anggota Equidos lainnya dan Molly ke Kak Canon,'' ujar Lolita mengarahkan.

Shasa mengangkat satu alisnya. ''Kenapa harus Molly ke Kak Canon, bukan kau?'' tanyanya.

''Aku adalah anggota mading jadi sudah seharusnya aku yang melakukan tugas berat seperti mewawancarai anggota Equidos yang kita tahu cukup sulit dihadapi makanya bagian Kak Arga aku minta pada Kak Shasa. Dan soal Molly, dia hanya orang yang menemaniku saja,'' jelas Lolita panjang lebar, mungkin yang dikatanya memang benar tetapi alasan terkuat Lolita adalah karena jika Molly yang melakukannya maka Canon akan senang hati menjawab. Lolita sadar bahwa seniornya itu menyukai sahabatnya sendiri.

''Oh begitu, baiklah.'' Shasa terlihat percaya akan omongan Lolita dan mulai bangkit dari tempatnya.

''Kurasa kita tak perlu buang waktu bukan?''

***

Sesuai dengan kesepakatan kini Molly tengah duduk bersama Canon dibangku panjang dengan danau dihadapan mereka. Tempatnya tidak jauh dari asrama pria dan juga banyak anak kelas tiga lain di sana.

Sebenarnya Molly agak ragu melakukan ini mengingat ia mungkin masih menyukai Canon. Tetapi jika sampai ketahuan oleh Shasa maka bukan hanya dirinya, bahkan Lolita juga bisa gagal menyelesaikan tugasnya.

''Mana Lolita?'' tanya Canon menatap Molly.

''Dia sedang mewawancarai Equidos,'' jawabku grogi. Molly merasa bingung harus memulai bertanya kepada Canon, salah satu bagian sudut hatinya tak tega menjadikan kehidupan Canon sebagai sesuatu yang bisa dipertukarkan.

''Kenapa kau tidak ikut, maksudku kau tak ingin bertemu dengan dia?'' ucap Canon penuh arti ketika menyebut dia yaitu Arga.

''Aku tak punya alasan bertemu dengannya.''

Be My Girl, I'm Yours Be Mine?Where stories live. Discover now