delapan kata

50.6K 2.6K 15
                                    

Molly yang menyadari bahwa itu adalah Arga, langsung mengalihkan perhatian dan memilih keluar kelas.

''Molly bel masuk sebentar lagi bunyi loh,'' seru keras Lolita namun Molly tetap berjalan. Ia berjalan menuju toilet dengan hati yang bertanya-tanya,

Untuk apa aku pergi? Emang apa urusannya sama aku? Bukankah bagus kalau dia sudah dapat penggantiku? tanya Molly dalam hati.

Karena terlalu bingung atas pertanyaannya sendiri, tanpa sadar Molly telah melewati toilet dan berada di depan kelas Arga.

Kenapa bisa sampai ke sini? Batin Molly

Baru saja Molly ingin lari, namun sebuah tangan menahan lengannya.

''Jangan salah paham,'' Molly sadar kalau suara itu milik Arga dan memberanikan diri untuk berbalik.

''Salah paham apa? Aku tadi mau ke toilet terus ak--''

''Terus karena kepalamu penuh pertanyaan soal aku dan Nanda tadi, jadi tak sadar tersesat sampai ke sini?'' tebak Arga dengan sangat tepat.

''Nanda?'' Molly tak membalas namun berusaha mengingat nama Nanda itu.

''Iya, Nanda memberiku pelukan terakhir. Dia pindah ke Australia hari ini, bukankah memberi sedikit kebahagiaan kepada orang yang mencintai kita itu baik?'' kini kedua telapak tangan Arga berada dikedua pipi chubby Molly.

''Kau tahu apa kebahagiaanku? Dengan melepasku. Aku akui, aku sedikit terdistraksi tadi,'' ucap Molly pelan lalu beranjak pergi.

''Sampai kapanpun aku tak akan melepasmu,'' seru Arga cukup keras menarik perhatian teman sekelasnya sehingga ikut keluar kelas.

''Berarti kau tak mengerti dan itu bukan rasa suka,'' gumam Molly lalu terus berjalan.

Molly masuk ke kelas dengan perasaan kacau, Lolita yang menyadari hal itu hanya diam. Antara hidup dan mati, begitulah pandangan Lolita terhadap semangat Molly hari ini.

''Ayo ke kantin,'' ajak Lolita saat jam istirahat.

''Aku tidak lapar,'' tolak Molly lemah.

''Tertawalah bersama temanmu karena duniamu tidak harus selalu tentang pacar. Aku tahu kau ada masalah sama Arga, tapi jangan biarkan masalah itu mempengaruhi hidupmu,'' celoteh Lolita sok bijak dan Molly akhirnya setuju tak tahan jika Lolita harus mengeluarkan kalimat mengelikan seperti itu lagi.

Saat memasuki kantin tak sengaja mata Molly menatap Arga dan anak Equidos yang lain sedang berada di kantin itu juga. Lolita yang melihat ekspresi Molly yang kalang kabut akhirnya berkata, ''Ya udah, kita balik aja ke kelas.''

"Gak, aku tidak apa-apa, aku pesan makanan dulu,'' ucap Molly tanpa ekspresi

Lalu

Brukkk

Molly ambruk saat baru beberapa langkah.

''Sepertinya dia habis begadang berat jadi mengalami anemia, keadaannya baik-baik saja. Saya keluar dulu,'' terdengar samar oleh Molly suara seorang pria dan saat membuka matanya dilihatnya Lolita dan Canon.

''Kau sudah sadar? Aku begitu khawatir, tadi kau begitu pucat,'' ujar Lolita memegang tangan Molly.

''Tadi aku baru saja masuk kantin dan melihatmu pingsan,'' jelas Canon dan Molly hanya mengangguk pelan.

Sebenarnya Molly sedikit kecewa karena ia tidak melihat sosok Arga berada disampingnya lalu dewi batinnya bersuara, 'Bukankah ini yang selama ini kau harapkan?'

''Istirahatlah, aku akan mengirim surat izin ke kelasmu dan juga Lolita yang akan menjagamu,'' ucap Canon meninggalkan UKS.

Molly akhirnya kembali tertidur setelah meminum obat. Dirinya merasa perlu menghilangkan semua masalah dipikirannya untuk sementara.

Be My Girl, I'm Yours Be Mine?Where stories live. Discover now