2.Water Cafe ( Kafe Air )

128 18 0
                                    

Malam itu, Veronica benar-benar merasa kewalahan melayani pelanggan barunya yang bernama Essa. Karena malam itu Essa selalu menambah durasinya. 

Setiap acara SOP mereka selesai dalam satu jam maka dia akan meminta untuk kembali dilayani sampai waktu menjelang subuh. Sehingga membuatnya tidak tidur semalaman.

Sebenarnya, Veronica benar-benar sudah sangat mengantuk. Namun, kapan lagi dia akan mendapatkan uang sebanyak itu. Karena dalam waktu enam jam dia mendapatkan uang sebanyak 30 juta rupiah. 

Veronica benar-benar merasa seperti mendapatkan jackpot. Maka dari itu walaupun dia merasa sangat mengantuk, tetapi dia tetap menahan rasa kantuknya.

Veronica juga merasa heran pada Essa. Karena sebenarnya dia tidak sepenuhnya menikmati permainan itu. Sebab mereka lebih banyak berbincang-bincang santai saja sehingga mereka tidak fokus dengan kegiatan seks on phone.

Ketika waktu sudah menunjukkan pukul 04.00 WIB, barulah Essa menyudahi kegiatan mereka tersebut. Mulut Veronica tiada henti menguap, matanya pun sudah memerah dan selalu mengeluarkan air mata. Karena dia benar-benar sangat mengantuk.

'Ahh ... ini benar-benar pengalaman pertamaku yang sangat luar biasa. Karena baru kali ini aku mendapatkan seorang pelanggan yang mau menyewa jasaku sampai berjam-jam lamanya,' batin Veronica.

'Dia juga tidak keberatan memberikan tarif yang sangat tinggi. Ya, Tuhan, tolong ampuni aku. Maafkan aku jika yang kulakukan ini salah dan dosa, tetapi aku terpaksa melakukannya demi keluargaku di kampung.' 

Veronica merebahkan tubuhnya di ranjang. Pikirannya pun menerawang jauh membayangkan Essa—pelanggan barunya. Dan suara Essa masih terus terngiang-ngiang di telinganya. 

"Suara Essa terdengar begitu merdu dan sangat seksi sekali. Aku baru kali ini mendapatkan pelanggan yang memiliki suara yang sangat indah dan seksi seperti dia," monolognya. 

Mata Veronica menatap langit-langit kamar kontrakannya yang sangat sederhana itu. "Selama ini, aku tidak pernah merasakan terangsang dengan apa yang aku lakukan terhadap para pelanggan SOP-ku." 

Veronica menghela napas. "Namun, malam ini ketika di jam pertama aku melayaninya, aku benar-benar terbawa suasana dan horny. Karena mendengar suaranya yang begitu seksi dan merdu itu," sambungnya.

"Hmm ... suaranya saja sangat indah, pasti wajahnya pun sangat tampan seperti namanya." Veronica terus berbicara pada dirinya sendiri seraya tersenyum.

Tanpa terasa, matanya pun terpejam. Namun, baru saja dia akan terlelap, suara adzan subuh terdengar berkumandang. Veronica seketika membuka matanya. 

"Ya, Tuhan, aku baru saja ingin istirahat, ingin tidur, tetapi sudah subuh." Akhirnya, dia pun bangkit dan menuju ke kamar mandi.

Veronica membersihkan dirinya dan mengambil wudhu. Walaupun dia selalu melakukan pekerjaan haram itu, tetapi sebagai seorang muslim dia tidak pernah melupakan kewajibannya untuk melaksanakan ibadah. Kemudian, Veronica pun melaksanakan ibadah dua rakaat dengan khusyuk.

***

Siang itu, Veronica terlihat sedang bersiap-siap untuk bekerja sebagai water waitress, sedangkan Sartika sibuk memakai makeup. 

"Veronica, bagaimana dengan para pelanggan SOP-mu?" tanya Sartika—sang sahabat.

Veronica yang tengah sibuk dengan seragam pelayannya itu, seketika menutup mulut Sartika yang selalu saja berbicara kelepasan. 

Dia sangat menjaga privacy-nya. Sehingga tidak ada seorang pun yang tahu profesinya yang sebagai prostitute seks on phone itu. Hanya Sartika lah yang tahu. Karena mereka berdua merupakan sahabat dan mereka juga tinggal berdampingan kontrakan.

GAIRAH CEWEK CAFE { TERBIT }Where stories live. Discover now