13.Lunch

28 12 0
                                    

Malam hari pun tiba. Veronica terlihat sedang berselancar di dunia maya. Dia tengah membuka aplikasi hijau. 

Dirinya sedang berbalas pesan dengan beberapa pelanggannya. Karena malam itu adalah waktunya untuk berlibur maka dia sedang menikmati waktu bersantai tanpa ingin melayani para pelanggannya.

Tiba-tiba suara pesan masuk kembali terdengar. Veronica bergegas membukanya. Dan ternyata itu adalah pesan dari Keenandra. 

"Vero, apa kau sudah tidur?" tanya Keenandra melalui pesan.

"Belum, Keen. Memangnya ada apa?" balas Veronica.

"Aku tidak bisa tidur." Keenandra pun membalas dengan memberikan emoji murung.

Veronica yang melihat itu merasa khawatir karena tidak biasanya Keenandra bersikap seperti itu.

"Mengapa kau tidak bisa tidur?" Veronica bertanya dengan cemas.

"Karena aku merindukanmu." Keenandra membalas dan kembali menyertai emoji, tetapi kali ini emoji cinta.

Veronica tertegun. Perasaannya tiba-tiba menjadi tidak menentu. Jantungnya berdebar-debar dengan kuat, hatinya pun menjadi berbunga-bunga.

Namun, dia menjadi salah tingkah. "Keen, mmm ... aku ... aku —"

"Aku apa, Veronica?" Keenandra tak sabar menunggu balasan dari Veronica.

"Aku ingin tidur. Good night, bye!" 

Keenandra mengerutkan dahi, matanya menyipit membaca balasan pesan dari sang Gadis Cafe yang di luar ekspektasinya. 

"Vero, hey! Mengapa kau tiba-tiba ingin tidur?"

Sudah satu menit lamanya, pesan Keenandra tidak dibalas oleh Veronica. Kekecewaan pun kini menggelayuti hatinya. 

"Hello! Veronica. Omg, kau menonaktifkan ponselmu."

Keenandra menatap sendu layar ponselnya. Pesannya pada Veronica masih centang satu, yang artinya nomor si pengguna sedang tidak aktif. Keenandra benar-benar merasa sangat kecewa sekali.

"Aahh! Mengapa Vero tiba-tiba menonaktifkan ponselnya? Padahal aku sedang ingin berbincang-bincang dengannya," monolog Keenandra.

Akhirnya, Keenandra pun merebahkan tubuhnya di ranjang. Dia masih menatap layar ponsel miliknya, matanya tak pernah luput dari aplikasi hijau tersebut karena sedang menunggu balasan dari Veronica.

Akan tetapi, sudah 30 menit lamanya, balasan dari Veronica tak kunjung datang, dan pesannya pun masih centang satu. 

Keenandra menghembuskan napas dengan kasar. Akhirnya, dia memilih untuk beristirahat.

Sementara itu di seberang sana, Veronica justru tengah sibuk berbalas pesan dengan Essa—sang pelanggan SOP. Dia menghindari Keenandra, tetapi dia justru melayani Essa.

"Carol, apakah malam ini kita bisa melakukan SOP seperti biasanya?" 

Caroline menatap lama layar ponselnya. Dia tengah berpikir keras bagaimana caranya menolak Essa. Karena malam ini dia sedang libur melakukan SOP. Para pelanggannya yang lain pun dia tolak.

Namun, perasaan yang berbeda tengah menghantuinya. Karena dia pun merasakan perasaan yang lain terhadap Essa. Akhirnya, setelah dia berperang batin, dia pun menerima permintaan Essa.

"Iya, Essa, aku akan melayanimu SOP." 

Veronica membalas pesan Essa, bibirnya tiada henti menyunggingkan senyuman yang sangat manis hingga menampilkan lesung pipinya yang menambah kecantikannya.

GAIRAH CEWEK CAFE { TERBIT }Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum