23.E Company

12 10 0
                                    

Siang itu, di perusahaan E Company. Keenandra terlihat tengah sibuk menandatangani berkas-berkas penting yang sudah menumpuk di meja kerjanya. Karena sudah satu minggu ini dia melakukan perjalanan bisnis ke Negara Dubai.

Keenandra saat itu sedang melakukan panggilan suara dengan Manager Water Cafe. Karena dia meminta untuk diantarkan makan siang ke kantornya, tetapi Veronica yang harus mengantarkannya.

“Ahh, aku sudah tidak sabar menunggu kedatangan my heart, my sweety Veronica.” Keenandra berbicara pada dirinya sendiri.

Sementara itu, Veronica terlihat sedang berjalan dengan tergesa-gesa sembari membawa makan siang pesanan Keenandra.

Dia yang baru pertama kali mengunjungi perusahaan sang kekasih, merasa sedikit kesulitan untuk menuju ke ruangan Keenandra. Kini, Veronica berjalan menuju lift dan menuju ke lantai 20, ruangan khusus petinggi perusahaan.

“Wah, ternyata Keenandra benar-benar orang kaya raya. Perusahaannya saja sangat besar seperti ini. Ini untuk menuju ke ruangan kerjanya tinggi sekali tempatnya, di lantai 20.” Veronica bermonolog.

Tidak berapa lama kemudian, dia telah sampai di lantai 20. Matanya mencari-cari ruangan Keenandra. Pandangannya fokus tertuju pada sebuah ruangan, kakinya pun melangkah menuju ruangan tersebut.

Ruangan Direktur Utama—Chief Executive Officer ( CEO ).

‘Ternyata Keenan merupakan CEO. Wah, aku baru mengetahuinya. Selama ini, aku hanya mengira jika Keenan hanya pengusaha kaya biasa,” batin Veronica, ‘Apa jangan-jangan … Keen juga merupakan owner E Company?’

Veronica terus berpikir keras tentang Keenandra. Tiba-tiba ada seorang perempuan yang cantik, dan berpakaian rapi menghampirinya.

“Maaf, apakah Anda Nona Veronica?” Perempuan tersebut bertanya sembari menundukkan wajahnya.

Veronica terhenyak. “Ah, iya, benar, saya Veronica. Mbak ini siapa, ya? Kenapa bisa tahu nama saya?”

“Saya Patricia, sekretaris pribadi Tuan Keenandra Ekhsa. Saya diperintahkan beliau untuk menjemput Anda. Mari, Nona Veronica, silakan masuk.”

Veronica tersenyum kikuk. “Terima kasih, Mbak Patricia.”

Patricia membukakan pintu ruangan Direktur Utama, lalu dia mempersilakan Veronica masuk. Veronica masuk dengan perlahan. Dia benar-benar merasa sangat tidak pantas memasuki ruangan pemimpin perusahaan tersebut.

“My sweety, kau sudah sampai rupanya. Ayo, masuk, kita duduk di sofa sambil menikmati makan siang.” Keenandra merangkul tubuh Veronica.

Mereka berdua duduk di sofa. Mata Veronica tiada henti mengedari sudut-sudut ruangan kerja Keenandra. Dia berdecak kagum melihatnya karena ruangan seorang CEO tersebut sangat luas dan mewah sekali.

“Sayang, kau kenapa?” 

Keenandra yang sejak tadi memperhatikan Veronica akhirnya bertanya juga. Karena sedari tadi Veronica terlihat sangat berbeda, menjadi lebih pendiam.

“Tidak, Keen. Ini makan siang pesananmu.” Veronica mengeluarkan makan siang pesanan Keenandra.

Keenandra mengernyitkan keningnya. Dia merasa ada yang tengah disembunyikan oleh Veronica. Namun, dia menahannya karena saat ini mereka akan makan siang.

Mereka pun makan bersama. Sesekali Keenandra menyuapi Veronica. Karena semenjak mereka menjalin hubungan, dia selalu melakukan itu. Hingga tanpa terasa, acara lunch mereka pun sudah selesai.

Kini, mereka sedang duduk santai di balkon. Ruangan kerja CEO milik Keenandra di desain khusus. Di ruang kerja tersebut terdapat kamar tidur pribadi, untuk Keenandra melepas penat. Dan juga ada balkon, untuknya bersantai.

“Aku perhatikan kau sedari tadi banyak diamnya. Ada apa, hmm?”

Keenandra membuka percakapan. Tangannya merapikan anak rambut yang menutupi wajah cantik sang kekasih.

Veronica menghela napas dengan berat. “Keen, jujur saja, setelah aku mengetahui jati dirimu yang sebenarnya bahwa kau merupakan CEO atau Direktur Utama, aku —”

“Aku apa?”

GAIRAH CEWEK CAFE { TERBIT }Where stories live. Discover now