3

6.3K 563 32
                                    

Happy reading

***


Matahari di luar baru saja terbit, namun cahaya jingganya tidak mampu untuk menembus ruangan yg kini ditiduri oleh Xiao Zhan.

Pemuda itu terbangun dengan meringis. Ketika ia membuka mata, pencahayaan di ruangan tersebut besinar cukup terang.

Tubuhnya kini terasa remuk redam, dengan bagian pinggang ke bawah yg terasa begitu nyeri dan menyakitkan. Ia memegangi kepalanya yg kini terasa pening, ia harap kejadian yg dia alami semalam hanyalah mimpi buruk belaka. Tetapi, merasakan sakitnya yg nyata serta dimana tempat sekarang ia terbangun itu semua ternyata bukanlah mimpi.

Semuanya benar-benar sudah terjadi, dan menyesal pun tidak akan mampu mengubahnya kembali.

Xiao Zhan lantas melirik kasur di sebelahnya, itu kosong. Padahal ia ingat betul jika ia telah menghabiskan malam panas dengan seseorang semalam.

Xiao Zhan terkekeh, pemuda itu menertawakan nasibnya. Ia sudah tidur dan melakukan itu dengan orang asing yg ia sendiri tidak ketahui rupa dan bentuknya seperti apa, dan kini, pria yg menidurinya justru hilang tak berjejak. Ruangan ini kosong. Ia telah ditinggalkan sendiri.

Xiao Zhan menggertak giginya, dengan rasa sakit yg masih sangat terasa ia bangun untuk membersihkan diri.

Xiao Zhan hanya mencuci wajah dan bagian yg perlu saja. Ketika ia keluar dari kamar mandi ia menemukan pakaian baru dan setumpuk uang diatas sofa. Tanpa pikir panjang ia segera memakainya dan mengambil uang tersebut. Pemuda itu tidak ingin terpuruk dan berlama-lama memikirkan nasib buruk yg menimpanya. Ia kini segera pergi membawa uang yg diperlukannya itu ke rumah sakit.

Sesampainya dirumah sakit. Xiao Zhan bertemu Wen Chou. Pria itu baru saja keluar dari ruangan Yanli di rawat. Wen Chou menatapnya terkejut, tapi ia buru-buru memberondonginya dengan pertanyaan, tapi membiarkannya dulu masuk dan melihat keadaan Yanli dan menemui ibunya.

"Minumlah," Wen Chou memberinya segelas susu hangat. Kini keduanya tengah berada di taman, dan duduk di kursi panjang.

"Apa yg sudah terjadi denganmu semalam? Rekanku menghubungiku kalo kau hilang setelah sebelumnya sempet mendapatkan pelecehan." Ia sangat panik saat mengetahui itu.

Xiao Zhan menyesap susunya terlebih dulu sebelum siap mengatakan yg sejujurnya pada pria disampingnya ini.

"Pria itu membawaku ke kamarnya dan ingin memperkosaku. Tapi beruntungnya aku bisa kabur darinya. Tapi,... aku berhasil lolos dari kandang buaya hanya untuk terjebak dikandang hewan buas lainnya. Aku..." Xiao Zhan menceritakan apa yg sudah ia alami.

"Brengsek! Xiao Zhan, maafkan aku. Aku tidak menyangka jika akhirnya itu akan sampai menimpamu. Aku-"

"Bukan salah gege. Lagipula tidak ada yg perlu disesali. Pria itu meninggalkanku cukup banyak uang sebagai kompensasinya. Dan itu mampu menyelesaikan masalah yg sedang kami hadapi saat ini." Bibirnya tersenyum meski kini hatinya begitu terluka.

"Xiao Zhan, aku-"

"Gege jangan merasa bersalah padaku. Kalo bukan karena gege, mungkin saat ini aku masih kebingungan untuk mencari biaya rumah sakit untuk jiejie." Ia dengan cepat memotong kalimat yg akan diucapkan Wen Chou.

Percakapan keduanya pun tidak bertahan lama, Wen Chou pamit pulang untuk membantu sang ibu di kedai. Sedangkan Xiao Zhan juga kembali pulang ke rumahnya setelah berpamitan pada sang ibu.

Sesampainya dirumah. Xiao Zhan segera memasuki kamarnya dan menuju kamar mandi. Pemuda itu menyalakan shower tanpa perlu mengatur suhunya. Air dingin pun dengan cepat jatuh membasahi tubuhnya. Xiao Zhan lantas jatuh merosot ke lantai, sekejap kemudian suara isakan dengan kencang memenuhi ruangan kecil tersebut.

MBA (Ongoing)Where stories live. Discover now