33

3.1K 378 30
                                    

Happy reading

***




"Kenapa suhunya mendadak turun drastis. Xiao Zhan, apa kau tidak kedinginan?" Yubin tiba-tiba menggigil.

Xiao Zhan menggelengkan kepalanya, "tidak sama sekali."

Ekhem...

Meng Ziyi sengaja batuk ringan demi membuat kedua orang di depannya itu menyadari kehadiran mereka.

Xiao Zhan dan Yubin segera menoleh.

"Rapatnya sudah selesai?" Pemuda itu menghampiri dan bertanya dengan raut senang, baru saja mereka membicarakannya dan sekarang orang yg mereka bicarakan muncul disini, itu tentu membuatnya sangat bahagia.

Raut wajah presdir Wang dengan cepat berubah dari yg sebelumnya tak mengenakkan kini menjadi sedap dipandang, semua itu karena orang yg kini menghampirinya. Pria itu mengangguk dan menatapnya dengan lembut.

"Apa yg sedang kalian lakukan? Kalian tampak sangat senang?" Wang Yibo mengatur nadanya senormal mungkin.

"Melihat itu," Xiao Zhan menunjuk robot pintar yg kini tampak sedang membersihkan lantai.

Wang Yibo mengikuti arah pandang pemuda itu,  kemudian kembali beralih menatap Xiao Zhan yg tampak masih terpukau dengan peragaan kecerdasan buatan tersebut.

Wang Yibo melihat arloji di pergelangan tangannya, dimana itu menunjukkan sudah waktunya jam makan siang. Pria itu lantas menggandeng tangannya, membawanya pergi meninggalkan ruangan tersebut.

Sebelum benar-benar pergi, pemuda itu berpamitan terlebih dahulu pada Yubin, dimana Yubin membalasnya dengan sopan.

"Ayo, aku sudah lapar." Wang Yibo sengaja mendesaknya untuk segera pergi, dimana itu membuat Xiao Zhan segera menurutinya.

Keduanya pun pergi meninggalkan ruangan, namun sebelum itu, Wang Yibo masih sempat memberi lirikan tajam ke arah Yubin  tanpa diketahui oleh sang istri.

"Asisten Meng, apa kau melihatnya tadi? Suasana hati bos tampak berubah-ubah, dia tampak bersikap sangat lembut pada anak itu, tapi kenapa sikap agak sengit kepadaku? Asisten Meng, apa aku melakukan sesuatu yg salah?"

Meng Ziyi mengangguk untuk membenarkan.

"Kesalahan apa yg aku lakukan? Bukankah aku sudah bersikap baik pada anak itu, oh iya, ngomong-ngomong siapa anak itu? Sikap bos padanya sangat jauh berbeda dengan sikapnya pada klien kita yg lain, aku yakin dia pasti bukan orang sembarang."

"Dia memang bukan orang sembarangan. Lain kali, kau harus bisa menjaga jarak dengannya."

"Kenapa begitu?"

"Kau harus melakukannya kalo tidak ingin bos membunuhmu." Meng Ziyi memperingatkan. Namun, ucapan Meng Ziyi tersebut dianggap terlalu berlebihan. Meski wanita itu jarang bergurau, tetapi Yubin menganggap ucapannya kali ini adalah candaan semata.

Yubin pun tertawa untuk menanggapinya.

"Asisten Meng, ternyata kau mempunyai selera humor juga. Tapi, candaan mu itu terlalu berlebihan. Mana mungkin bos akan melakukan itu. Sekejam-kejamnya bos, dia tidak akan tega melakukan itu."

Meng Ziyi melengos, wanita itu pergi tanpa ingin mempedulikannya.

"Asisten tunggu aku! Astaga, jangan marah donk. Kau ini, sensian sekali." Yubin mengejarnya, dan membujuknya.

"Siapa yg marah?"

"Kalo tidak marah, kenapa kau pergi meninggalkanku?"

"Ada sesuatu yg harus aku urus."

MBA (Ongoing)Where stories live. Discover now