17

4.1K 511 46
                                    

Happy reading

***

"Aku masih sulit mempercayainya. Xiao Zhan, aish! Anak itu terlihat sangat lugu dan murni. Ini pasti hoax."

"Apanya yg hoax? Apa matamu tidak berfungsi dengan baik? Jelas-jelas yg ada dalam rekaman itu dia, dan dia sedang bersama seorang pria yg terlihat mapan. Aku yakin itu pasti sugar daddynya."

"Kita tidak boleh asal menuduhnya seperti itu. Bisa jadi itu kerabatnya."

"Hey!! Kerabat yg mana? Xiao Zhan itu orang miskin, dan dari yg ku tahu, ibunya itu yatim piatu dan tidak memiliki saudara kandung. Dari pihak ayah juga hanya ada paman dan bibi yg keadaan ekonominya juga tidak lebih baik dari mereka. Apa kau tidak lihat logo mobil yg ditumpanginya. Itu adalah buatan eropa yg dibuat hanya beberapa. Memangnya kau pikir kerabatnya mampu membeli itu,"

Obrolan tentang Xiao Zhan tidak ada habisnya mengisi topik pembahasan mereka disela-sela pergantian jam mata pelajaran. Ada yg pro dan ada pula yg kontra. Topik tentang murid tauladan yg ketahuan sedang hamil menjadi buah bibir seisi sekolah. Berita yg sangat tidak di sangka itu tentu menjadi bahan segar untuk mereka bahas saat ini.

Sedangkan didalam kelas. Jili terus bertahan di pihak Xiao Zhan untuk membela temannya itu, meskipun resikonya seisi kelas kini justru ikut mencibir dan mencemo'ohnya.

"Xiao Zhan pasti akan dikeluarkan dari sekolah ini. Kasihan sekali, tapi memang itu yg seharusnya terjadi." Zhong Huan kembali bicara.

"Iya, membayangkan sikapnya yg selalu acuh membuatku sangat muak. Hanya karena dia selalu mendapat nilai tinggi, dia selalu mengabaikan yg lainnya. Anak itu sungguh sombong! Sekarang rasakan! Itu juga akibat ulahnya sendiri."

"Hey! Jaga mulutmu! Dari segi apa Xiao Zhan terlihat sombong. Anak itu memang pendiam. Dan dia bersikap acuh karena dia tahu tidak akan ada gunanya jika dia berbaur dengan kalian. Kalian itu hanya sekelompok anak yg hobi bergosip dan menebar fitnah. Kalian itu sampah!" Jili berkata tegas yg memancing emosi Zhong Huan. Pemuda itu bangkit, siap untuk melayangkan tinjunya, tapi Song Yuzi datang melerai dengan cepat.

"Teman sekelas Zhong, jaga emosimu. Jangan biarkan itu tersulut hanya karena masalah sepeleh. Lagipula, kita tidak boleh langsung menuduhnya seperti itu. Pihak sekolah sedang mengusutnya. Sebaiknya kita jangan memperkeruh suasana." Gadis itu berkata bijak.

"Yuzi, kau jangan terlalu naif. Kenapa kau justru membela Xiao Zhan? Apa kau tidak ingat bagaimana kejadian dikantin waktu itu. Anak itu menggertakmu. Tapi kau masih berbaik hati untuk bersikap baik padanya." Zhong Huan merasa kasihan pada gadis itu.

"Itu, itu sudah lama terjadi. Lagipula, teman sekelas Xiao tidak sengaja, dan itu juga karena kecerobohanku." Yuzi tampak menyesal saat mengatakannya.

"Yuzi, aku tahu kau sangat baik. Tapi, jangan terlalu baik juga, saat itu kau juga dirugikan. Tapi dia justru bertindak sangat kelewatan. Dia menggertakmu hingga membuatmu menangis." Yang lainnya ikut menimpali.

Mendengar pembicaraan mereka yg terus menyudutkan Xiao Zhan dan sangat membela Song Yuzi membuat Jili memutar matanya dengan malas. Drama didepannya ini sungguh menjijikkan. Kenapa setiap kali ada masalah itu selalu muncul gadis ini. Jili rasa, Song Yuzi memang sengaja mengambil manfaat dari kemalangan yg menimpa Xiao Zhan.

Tidak terasa bel istirahat berbunyi. Para murid yg berada di dalam kelas bersiap menghambur keluar. Tapi, antusiasme mereka berubah ketika melihat Xiao Zhan masuk ke dalam kelas.

MBA (Ongoing)Where stories live. Discover now