4

5.9K 548 35
                                    

Happy reading

***

"Waktu habis. Kumpulkan segera tugas kalian." Suara alarm yg berbunyi nembuat ruang kelas yg semula sunyi berubah riuh seketika. Itu karena keluhan dan decakan tidak puas dari para siswa yg merasa kekurangan waktu dalam mengerjakn essai yg diberikan oleh guru tersebut.

Sesuai dengan apa yg di instruksikan, Xiao Zhan segera bangkit dan maju ke depan untuk menyerah kan lembar miliknya tanpa sedikit pun protes.

"Aish, guru yg baru ini lebih ketat dan kejam daripada wali kelas yg sebelumnya." Jili menggerutu pelan, dan begitu pun dengan yg lainnya selain murid bermarga Xiao tersebut.

"Xiao Zhan, bantu aku mengumpulkan tugas teman-temanmu." Perintahnya pada sang murid yg ia ketahui adalah seorang murid pintar dan juga teladan.

Xiao Zhan pun mematuhi perintahnya. Pemuda itu berjalan ke setiap meja siswa untuk mengambil lembar kerja mereka.

"Kau bantu aku membawanya ke ruanganku." Sang guru kembali memberinya perintah yg dengan mudah ia laksanakan.

Keduanya berjalan ke ruang milik sang guru dengan bersisian.

"Hati-hati!" Sang guru dengan sigap memeganginya yg hampir terjatuh saat menaiki anak tangga.

"Terima kasih, laoshi." Xiao Zhan segera menegakkan punggungnya. Beruntung pria di depannya mempunya reflek yg cukup tinggi, jika tidak, mungkin saat ini tubuhnya sudah menggelinding ke bawah dan berakhir mencium lantai dingin di bawahnya.

Sesampainya diruangan sang guru, Xiao Zhan segera meletakkan tumpukan kertas tersebut diatas meja sang guru.

"Duduklah dulu," pria itu mencegahnya pergi, kemudian menyodorkannya sebotol air mineral.

"Minumlah, ku perhatikan hari ini wajahmu terlihat lebih pucat dari sebelumnya."

Xiao Zhan tidak begitu memperhatikan penampilannya, namun pemuda itu beberapa hari ini memang merasa mudah sekali merasa letih dan lesu.

Xiao Zhan tidak menolak niat baik sang guru. Ia pun dengan patuh duduk di sofa yg ada didalam ruangan tersebut, dan meminum air yg diberikan olehnya.

Wang Yibo mengamati semua tindakan yg dilakukan pemuda bermarga Xiao itu dengan seksama.

"Terima kasih, Laoshi. Aku akan kembali ke kelas." Pamitnya yg di angguki oleh pria itu. Wang Yibo pun kembali pada pekerjaannya, memeriksa tumpukan kertas yg ada di atas mejanya kemudian membeli nilai dengan adil.

Tiba-tiba, ponsel pria itu berbunyi, dan Wang Yibo segera meraihnya. Melihat siapa ID pemanggilnya ia pun segera mengangkat panggilan tersebut.

"Presdir, kami memerlukan anda untuk menghadiri rapat." Suara dalam telepon tersebut agak memohon.

"Mn. Segera mulai zoom meetingnya." Pria itu menggeser tumpukan kertas yg baru selesai ia periksa setengahnya, kemudian beralih fokus pada layar komputer yg memperlihatkan beberapa orang yg menggunakan setelah rapi lengkap dengan dasi yg melilit bagian lehernya. Di lihat sekilas, para pria yg terlibat dalam meeting online tersebut terlihat sekali bahwa mereka sangatbkesulitan untuk sekedar bernafas, ini bukan di karenakan dasi mereka yg melilit leher dengan kencang, tapi karena melihat raut ketidak puasan pada wajah sang presdir yg kini terpampang dilayar.

"Apakah hal semacam ini kalian bahkan tidak dapat menanganinya?" Itu hanya sebuah pertanyaan, namun karena yg mengatakannya adalah pria ini, maka mereka pun mulai berkeringat dingin saat ini.

"Yizhou, segera ambil tindakan tegas. Jika dalam beberapa jam grafik tidak menunjukkan perkembangan. Maka segera pecat orang-orang yg tidak kompeten itu." Dengan begitu ia mematikan sambungan videonya, setelah membuat yg lainnya kocar kacir dengan desakannya yg sangat menuntut tersebut.

MBA (Ongoing)Where stories live. Discover now