26

3.4K 460 19
                                    

Met buka

&

Happy reading

***

Beberapa hari kemudian.

Dokter mengatakan jika kondisi Xiao Zhan saat ini sudah sangat memungkinkan untuk melakukan perjalanan jauh. Dengan begitu, mereka pun mulai menyiapkan barang-barang yg akan mereka bawa.

Song Yuzhi pun mulai menjalani proses hukum. Sesuai hukum yg berlaku gadis itu pun ditetapkan bersalah, dan atas tindakannya yg mencoba melakukan percobaan pembunuhan pengadilan pun menetapkan hukuman tujuh tahun penjara. Dengan air mata berderai, ibu Song menerima putusan hakim tersebut dengan menciba ikhlas. Untuk saat ini, karena usianya yg masih dibawah umur, dan dengan kondisi kejiwaannya yg terganggu, Song Yuzhi di tempatkan dipusat rehabilitasi terlebih dahulu sebelum akhirnya dipindahkan ke lapas khusus anak dan perempuan.

Wang Yibo dan Xiao Zhan tidak menghadiri proses sidang tersebut, dan sebagai gantinya itu Yizhou dan pengacara yg menggantikan keduanya.

Ji Li yg mengetahui kabar tersebut dari Yizhou tidak bisa untuk tidak heboh, pemuda itu tidak terlalu terkejut dengan apa yg diperbuat Song Yuzhi. Menurut Ji Li, sebagai seorang pengamat yg baik ato lebih tepatnya orang yg pintar menilai orang lain, Yuzhi adalah tipikal karakter licik dan juga picik. Ji Li pun bisa mengetahui jika gadis itu adalah orang yg akan iri dan dengki pada orang lain dengan sangat mudahnya. karena matanya masih berfungsi dengan cukup baik, makanya ia tidak akan mudah ditipu seperti teman-temannya yg lain.

.
.
.

Di bandara.

Saat ini, nyonya Xiao berusaha tegar di depan putra semata wayangnya. Selama ini, mereka bertiga sudah terbiasa saling memiliki antara satu sama lain. Nyonya Xiao sadar jika suatu hari putra dan putrinya pasti akan memiliki kehidupan mereka sendiri, yg artinya mereka pasti akan memiliki kehidupan mereka masing-masing.

Tapi meski begitu, nyonya Xiao tidak menyangka bahwa saat tersebut akan datang secepat ini, dan terlebih lagi itu adalah Xiao Zhan, sibungsu yg kini sudah menikah lebih dulu dari kakaknya.

"Hubungi ibu jika kau sudah sampai disana."

Xiao Zhan mengangguk dengan sedih. Keduanya sama-sama berusaha menahan air mata yg kini siap jatuh kapan saja.

Xiao Zhan masih sibuk berpamitan dengan ibu dan kakaknya. Sementara itu, Lan Qiren dan Yizhou juga tampak membicarakan sesuatu. Obrolan mereka terhenti saat suara pengumuman tersebut mulai terdengar.

Dengan enggan Xiao Zhan melepas pelukannya pada sang ibu.

"Ibu, jiejie, kalian harus selalu sehat. Kalo ada apa-apa tolong cepat hubungi aku."

"Kau juga. Jangan terlalu mengkhawatirkan kami. Sudah sana pergi." Yanli mengelus pucuk kepalanya dengan lembut. Tidak terasa, kini keduanya sudah bukan anak kecil lagi, dan kini mereka harus berpisah karena sang adik harus mengikuti suaminya. Yanli begitu berat untuk merelakannya. Tapi, ia tetap tidak ingin egois.

"Ayo," Wang Yibo merangkul bahunya dan mengingatkannya untuk segera pergi.

Mereka pun berpisah. Selepas menghilangnya Xiao Zhan dari pandangan keduanya, nyonya Xiao pun menumpahkan air matanya yg sejak tadi selalu ia tahan. Yanli juga sedih, tapi ia masih bisa mengontrol emosinya dengan baik. Ia pun berusaha menenangkan sang ibu.

MBA (Ongoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang