Number Nine

84.2K 4.9K 55
                                    

Terimakasih untuk 1k pembaca ♡

***
"INI MARKAS ORPHEUS!!"

Galen tersentak kaget karena teriakan Alora yang cukup melengking, membuat sebagian anggota Orpheus mendengar termasuk beberapa anggota inti yang berada di dalam.

"Iya, kenapa lo teriak?" Tanya Galen heran.

"Alora" suara serak dan berat serta langkah kaki membuat Alora dan Galen menoleh.

Galen meneguk salivanya kasar saat mendapati tatapan tajam dari ketuanya. Sedangkan Alora memandang Varro kikuk. Dengan tangan ia naikan untuk sekedar say hai dengan wajahnya yang seperti itu.

"Hehe hai Varro"

"WOI GALEN CEWEK MANA TADI YANG TERIAK, BERANI BENER BUAT KUPING GUE BERDENGUNG!" teriak Nolan bersama Arzhel menghampiri mereka.

"BENER! ITU SUARA APA MIC RUSAK SIH!" sambung Arzhel.

Alora mendelik tidak terima, enak saja suara emasnya di bilang mic rusak. Nolan dan Arzhel tiba di samping Galen. Galen menunjuk Alora sebagai jawabannya.

"Buset! Cakep bener neng, sama Abang mau?" Goda Nolan yang melihat Alora.

"Jangan mau! Nolan suka berak di celana"

"Sembarangan Lo Zhel!" Mendorong Arzhel hingga mengenai Galen.

"Awh"

Sontak mereka menoleh, Nolan dan Arzhel langsung heboh saat melihat temannya yang babak belur .

"Gal Lo kok bisa babak belur gini njir!!" Pekik Arzhel.

"Ya ampun sahabat gue makin jelek, sini kasih tau babang biar babang ajar orangnya" ucap Nolan dengan sok jagonya.

Galen mendengus, "gue tadi di keroyok kayaknya sih anak buah Papa gue, untung ada Alora yang nyelamati gue".

Varro mengernyitkan dahinya, ia menatap Alora penuh tanda tanya. Varro menyuruh Nolan dan Arzhel buat menuntun Galen masuk ke markas.

"Thanks udah nolongin sahabat gue" ucap Varro saat hanya mereka berdua di sana.

Alora mengangguk,"santai aja, gue balik udah sore" Alora hendak memakai helm namun tangannya di cekal oleh Varro.

Alora menatap Varro yang kini ikut menatapnya.

"Lo gak akan lepas dari gue Alora"

****
Alora turun dari motornya dan memasuki mansion, tubuh nya sangat lelah dan ingin segera beristirahat. Baru saja menaiki satu anak tangga tangan Alora langsung di tarik kasar menuju taman belakang oleh Figo.

"Apa apaan sih Lo!! Lepas gak!" Pekik Alora berusaha memberontak.

"DIEM LO ANJING!!" bentak Figo.

Alora langsung terdiam,  ntah mengapa hatinya merasa sedikit sakit .    Alora yakin ini adalah perasaan asli sih pemilik tubuh ini.  Alora di hempaskan dengan kasar oleh Figo hingga terjatuh di atas rerumputan taman.

Alora menatap tajam Figo yang ikut menatap nya dengan tajam dan penuh amarah .

"BERANI LO TATAP GUE KAYAK GITU HAH!" Bentak Figo.

Alora menatap sinis Figo lalu bangkit dari jatuhnya, "Maksud Lo apa apaan tarik tarik gue dengan tangan kotor Lo itu!".

plak

"Buat Lo yang udah buat Syera nangis"

Alora yang tidak siap untuk menahan langsung menerima tamparan yang cukup kuat itu.

"Kenapa gue harus punya adik kayak Lo! Kenapa adik gue gak Syera aja yang jauh lebih baik dari Lo, bukan pembunuh kayak Lo!!" Hardik Figo.

Alora mengusap ujung bibirnya yang mengeluarkan darah, ia menatap Figo nyalang.

GEAMA CEARCALL [transmigrasi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang