Number Twenty

64.6K 3.9K 80
                                    

H
A
P
P
Y

R
E
A
D
I
N
G

***

Tidak terasa hari ini Alora sudah kembali bersekolah seperti biasa, sungguh sangat malas. Pasti kalian pernah merasakan kan, kalau sudah libur jadi malas untuk bersekolah. Alora menerima bekal dari bi Mina seperti biasa. Alora hari ini di hantar oleh pak Joko, tapi siapa sangka ia harus satu mobil dengan Figo yang juga kembali bersekolah.

Di dalam mobil mereka saling menjaga jarak dan tidak berbincang-bincang, pak Joko yang membawa mobil itu pun merasakan aura permusuhan. Sungguh pak Joko sangat heran dan bingung melihat Alora yang menjadi seperti ini kepada keluarga nya, tapi hal itu juga membuat pak Joko bangga.

Pak Joko sendiri juga menjadi salah satu orang yang melihat pertumbuhan Alora, dari kecil hingga remaja. Gadis itu sudah kehilangan peran semuanya sejak kecil, punya seorang ayah tapi tidak seperti punya ayah, punya seorang Abang tapi tidak mendapatkan peran seorang Abang.

Alora kecil akan selalu sendirian, kadang menangis dan suka berbicara sendiri untuk sekedar menghibur dan juga terkadang ia menangis tanpa sebab. Bi Mina saat itu merasa kasihan dan berniat mengadu ke tuan besar yaitu Gerald. Namun Gerald tampak tidak peduli, bi Mina sudah menjadi seorang ibu , sungguh tidak tega melihat perlakuan seperti itu.

Dengan gajinya sendiri bi Mina membawa Alora periksa ke psikolog, saat itu Alora masih berumur 9 tahun. Alora saat di periksa ia didiagnosis menderita Hypophrenia.

Hypophrenia sendiri suatu gangguan mental yang menyebabkan mereka menangis tanpa sebab. Namun penyakit Alora belum parah sekali karena baru saja terjadi akhir akhir ini, dengan melakukan terapi Alora akan pulih dan benar saja ia sudah pulih dua tahun kemudian, tapi tumbuh jadi seorang anak dengan julukan antagonis, ia selalu semena mena dengan semuanya termasuk bi Mina, Alora seperti orang lupa ingatan bahwa Bi Mina yang membantu nya. Tapi bi Mina merasa tidak apa apa, wajar Alora tumbuh menjadi seperti itu karena semua tekanan yang gadis itu terima. Seperti itulah asal mula Alora tumbuh menjadi sosok antagonis.

Sesampainya di sekolah Alora turun dari mobil begitu pun dengan Figo. Semua orang heboh, melihat kakak adik yang terkenal tidak memiliki hubungan yang baik kini pergi sekolah bersama bahkan satu mobil.

"Cih, alay" decak Alora langsung pergi dari situ.

"Woi bro, tumben banget Lo mau satu mobil sama cewek ular?" Tanya Gerry menghampiri Figo bersama yang lain juga.

"Ck terpaksa" ketus figo.

"Alora makin cakep, makin Badas, kalo tuh anak baik baik udah gue gebet" celetuk Elang yang masih melihat Alora yang berjalan di koridor.

Rey melihat juga ke arah Alora, benar. Gadis itu benar benar berubah,  tidak ada tatapan memuja untuknya, sifat manis untuknya, atau mungkin rasa suka Alora sudah tidak ada lagi untuknya. Tidak, itu tidak  boleh terjadi Alora harus kembali suka padanya. Rey pergi begitu saja.

Rey mencekal Alora dan menariknya ke lorong yang sepi, Alora yang terkejut langsung menyentak hingga cekalan tersebut.

"Ra, gue kalah. Gue suka sama Lo"

Alora sedikit terkejut tetapi, mencoba untuk santai, "oh".

Rey menggelengkan kepalanya tidak percaya, "oh doang?".

Alora menaikkan sebelah alisnya, "jadi gue harus apa? Teriak, kayang, loncat loncat, terbang gitu? Sorry gak minat".

"Lo masih suka sama gue, gue tau itu"

GEAMA CEARCALL [transmigrasi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang