Number Seventeen

69.4K 3.9K 79
                                    

H
A
P
P
Y

R
E
A
D
I
N
G

***
Thalita mengeluh bosan di sebelah mommy nya. Masih ingat Thalita kan? Gadis yang memiliki wajah serupa oleh Alora. Ellen menatap jengah putri bungsunya itu.

"Kamu mau apa Thalita?" Tanya Ellen.

Thalita mendengus, "mommy aku mau sekolah, masa iya di London aku sekolah di Indonesia homeschooling. Mommy gak asik ah".

Thalita menghembuskan nafasnya,"sayang, kamu baru pertama kali di Indonesia. Mommy takut kamu kenapa-kenapa, jadi untuk sekarang kamu homeschooling dulu ya"

"Thalita bingung, maksud Daddy sama mommy nyuruh aku homeschooling itu apa, kalo alasan nya yang mommy bilang tadi kayaknya bukan deh. Ada yang kalian sembunyiin dari Thalita kan" setelah mengucapkan panjang lebar Thalita beranjak pergi menuju kamarnya bahkan melewati kakak nya yang menyapanya.

Pria yang mengenakan seragam khusus dokter itu langsung menghampiri Ellen yang mengubah wajahnya menjadi sedih.

"Mommy ada apa dengan Thalita?" Tanya Edgar.

Ellen menceritakan semuanya, membuat Edgar ikut bersedih. Ada alasan kenapa mereka takut menyekolahkan Thalita di Indonesia. Takut jika Thalita akan pergi dari mereka.

"Dia sudah dewasa mommy, wajar cara berpikir sudah seperti itu. Karena dia pasti merasa keadaan yang berbeda" ucap Edgar menjelaskan.

"Lambat atau tidak, Thalita pasti tahu dia bukan anak kandung keluarga kita mommy"

***
Alora menghembus napasnya berkali-kali, sungguh ia merasa bosan dan mengantuk sekarang. Bagaimana tidak, guru yang masuk adalah guru mata pelajaran sejarah. Pelajaran yang paling membosankan menurut nya.

Pak Agus terus menjelaskan dan menceritakan kejadian sejarah yang menurut Alora sangat membosankan dan bikin mengantuk. Bukan hanya Alora banyak murid lain juga seperti itu kecuali Ayna.

Lihat lah gadis itu, dengan semangat dan senyum sembari menganggukkan kepalanya setiap cerita yang di jelaskan pak Agus saat tatapan mengarah padanya. Sesekali gadis itu bertanya jika tidak paham.

"Ra istirahat jam berapa sih? Perasaan lama banget. Bisa bisa tidur gue nih dengerin dongeng sejarah" bisik Grey.

Alora melirik jam tangan di tangannya, "lima belas menit lagi" jawab Alora. Mereka berdua menoleh sejenak ke arah belakang tempat Ayna duduk, lalu kembali menghadap ke depan.

"Ra, itu baterai yang di pake Ayna merek apa sih? Awet setiap pelajaran apa pun tuh anak ngeluh nya gak ada kalo ngeluh pun paling sikit" celetuk Grey.

Alora mengangkat bahunya, "nanti tanyain, biar kita beli".

"Ide bagus"

Lima belas menit kemudian, bel istirahat berbunyi satu kelas bersorak kegirangan.

"Wihh akhirnya bel juga, kenapa sih jam semakin di tunggu semakin lama" cerocos Elang.

"Ya karna Lo gak menikmati nya, coba Lo nikmati pelajaran pak Agus pasti terasa cepet tuh waktu" sahut Gerry sembari merenggangkan ototnya.

"Heh kunyuk, Lo tidur ya jelas jelas gak terasa!"

"Duh kalian berisik, kuping aku sakit tau" cetus Ayna yang masih membereskan buku-bukunya.

"Heh bocil Lo masuk circle ular makin makin Lo ye"

Ayna melotot tajam, "kalo kami ular, kamu apa? Babi" setelah mengucapkan itu Ayna menghampiri Alora dan Grey.

Grey memberikan dua jempol untuk Ayna yang berani. Alora menyuruh Grey dan Ayna pergi duluan karena Varro tiba tiba menelepon.

GEAMA CEARCALL [transmigrasi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang