Number Thirty

52.7K 3K 102
                                    

H
A
P
P
Y

R
E
A
D
I
N
G

Huaa makasihh banget udahh nungguin, Alhamdulillah udah 400k aja nihh luvv buat kalian🤍

Sebelumnya maaf baru up, aku udah kasih tau di sg alasan aku gak bisa up karena aku ada kerjaan sampingan hehe.

****

Alora tengah duduk di kursi meja belajar dengan tangan mencoret-coret sketsa bangunan Geama Cearcall, ia tengah menyusun permainan apa saja yang akan di dalamnya. Dengan foto foto manusia sampah di hadapannya, membuat dendamnya semakin meledak sehingga ide permainan berjalan mulus.

"Suara, darah, wajah, luka kalian akan jadi hal yang paling seru di dalam nya"

Alora meraih pisau kecil dan menggoreskan pisau tersebut ke setiap wajah wajah yang tertera di foto tersebut. Tangan Alora berhenti tepat di wajah Syera, Alora menusuk-nusuk wajah Syera.

"Kita lihat siapa antagonis sebenarnya"

Foto foto ini tidak akan ketahuan dengan art di mansion ini karena Alora menutupi dengan kaca hias, kaca hias milik Alora bisa di geser. Hal itu Alora manfaatkan untuk menyembunyikan nya.

Alora meletakkannya pisau tersebut di laci, ia menatap dirinya sendiri di cermin. Alora menghela napas berat.

"Thalita,  keluarga Lo nyusahin, terlalu sulit nemuin Lo"

Handphone Alora berdering, Alora meliriknya lalu mengangkat telepon tersebut.

"Mr.m apa udah ada informasi tentang Thalita?" Tanya Alora.

"Hm, alamat mansion keluarga Ken di jakarta"

Alora menegakkan duduknya, fokus mendengarkan Mr.m yang sedang berbicara.

"Gue gak punya anak buah untuk bantu Lo, karena tugas gue cuma mencari informasi"

"Kirim alamatnya ke gue, biar gue yang urus"

"Oke"

Tut

Alora melihat alamat tersebut yang ternyata tidak jauh dari tempat dirinya berada. Ia menelepon Dero anak buahnya.

"Halo nona"

"Pantau mansion yang gue kirim alamatnya Dero, kalo Lo lihat perempuan mirip gue, langsung kasih kabar, karena tugas intinya adalah memantau perempuan itu, paham Dero?"

"Paham Nona, kamir gerak malam ini"

"Bagus"

Tut

"Sebentar lagi, This bloody game begins"

Alora beranjak dari kursinya menuju kasur, ia merebahkan tubuhnya yang terasa pegal. Alora membuka aplikasi WhatsApp kembali, betapa terkejutnya beberapa panggilan tidak terjawab dari Varro.

Beberapa menit sebelum itu........

Varro mengacak-acak rambutnya yang basah, kini ia hanya memakai kolor dan tidak memakai baju sehingga otot-otot dan roti sobek pun terlihat jelas. Varro mengambil benda pipih dan membuka aplikasi WhatsApp, baru saja ketemu Alora dirinya sudah kangen kembali. Varro menekan tombol video call.

Varro mengernyitkan dahinya saat Alora tidak mengangkat telepon nya, ia malah membaca tulisan 'dalam panggilan lain'. Hal itu justru membuat Varro kalang kabut, apakah Alora selingkuh?.

Varro menggelengkan kepalanya, "nggak ngak nggak, Alora gak kayak gitu"

Varro menelepon Alora berkali-kali namun tetap sama, Varro menekuk wajahnya. Matanya sudah memerah karena pikiran negatif yang terus berdatangan di kepala. Varro mengubah posisinya menjadi menenggelamkan wajahnya di bantal.

GEAMA CEARCALL [transmigrasi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang