Number Twenty-five

59K 3.2K 58
                                    

H
A
P
P
Y

R
E
A
D
I
N
G

Maaf ya guys baru up, aku lagi ujian sekolah jadi mohon maklum yaa😁🤍
Ini aku sempetin buat ngetik demi kalian jadi harus vote dan komen😁

****
Bertahan hidup di kelilingi manusia yang tidak punya akal untuk berpikir, tidak punya perasaan untuk menghargai dan tidak punya etika  adalah hidup yang sangat menghabiskan energi di diri seseorang.

Manusia itu jahat, jahat pada waktunya. Licik, licik pada waktunya. Semua ini tentang waktu, waktu untuk membalas semua rasa sakit, membalas semua emosi dan membalas semua dendam yang ada.

Sebaik-baik nya manusia pasti ada dendam di hatinya, baik itu kecil atau besar. Gak heran zaman sekarang harus lebih berhati-hati termasuk orang terdekat sendiri. Biasanya mereka lah pisaunya.

Minggu ini anggota inti Orpheus menunggu di ruangan yang ada di markas. Sebuah ruangan yang hanya boleh di datangi ketua dan anggota inti. Di dalamnya terdapat meja bulat dan kursi mengelilinginya. Mereka duduk dan suasana sangat hening belum ada yang berbicara, semua menunggu Alora dan Varro yang masih di dalam perjalanan.

Tidak lama kemudian pintu ruangan terbuka dan masuk lah Alora dan Varro mereka duduk di kursi yang tersisa.

"Kenapa Var ngumpulin kita di sini?" Tanya Galen.

"Sorry ya ganggu kalian pagi pagi gini, gue yang mau ngomong sama kalian bukan Varro" ucap Alora tidak enak mengganggu Minggu pagi mereka.

"Santai aja Ra, emang Lo ngomong apa?" Tanya Nolan.

"Kalian dengerin cewek gue" pinta Varro.

Mereka semua mengangguk, Alora mengeluarkan sebuah kertas yang terdapat gambarnya.

"Ini gambar bangunan yang isinya labirin" ucap Alora.

"Ada apa dengan bangunan ini?" Tanya Arzhel.

"Ini bukan bangunan biasa, bangunan ini gue bangun untuk permainan berdarah"jawab Alora dengan sorot mata penuh dendam.

"Kalian bisa kan bantu gue, di permainan yang akan datang ini?" Tanya Alora.

"Pasti kami bantu, tapi tujuan Lo buat permainan ini?" Tanya Galen.

Alora tersenyum smirk,"kalian pasti tahu seiiring jalannya rencana ini. Gue minta tolong kita sama sama cari gadis ini, ayahnya Varro sudah mulai suruh orang buat bangun bangunan ini, gadis ini ketemu, bangunan selesai, permainan berdarah di mulai"

Semua nya terdiam dan mengangguk, mereka menelan salivanya dengan susah payah lebih tepatnya hanya Galen ,Nolan dan Arzhel. Cukup Varro saja yang psikopat ternyata bertambah satu lagi, menjadi pasangan pula.

"Lo nama game ini apa?" Tanya Marvel yang penasaran.

Alora tersenyum seram, "Geama cearcall".

Flashback on

Beberapa hari sebelumnya Alora tengah frustasi di kamar, ia seperti orang gila karena ingatan ingatan menyakitkan dan sadis itu menghantui kepalanya.

"ARGHH SIALAN!!"

Teriak Alora saat sebuah ingatan dimana saat Alora kecil, ia sering di menerima cambukan dari Gerald maupun Figo.

"Kamu membunuh istri saya!!"

Ctas

"Mama aku pergi gara gara kamu!!"

GEAMA CEARCALL [transmigrasi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang