BAB 16

507 117 13
                                    

Pandangannya menunduk, jantungnya kini tengah berdetak begitu khawatir, napasnya sesekali tertahan dan mulai terasa sesak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pandangannya menunduk, jantungnya kini tengah berdetak begitu khawatir, napasnya sesekali tertahan dan mulai terasa sesak. Angin tak lagi menjadi penenang dan aroma bunga tak lagi terasa. Suara tawa menjadi pemicu jantungnya berdetak semakin cepat dan jemari yang kini saling menggenggam begitu erat. Bahkan, udara terasa panas walaupun suhu menyatakan 10 derajat celcius, seharusnya ia tak berkeringat sebanyak ini.

"Jungkook kita tampaknya tidak suka bercerita." Suara itu terdengar meremehkan, walaupun dimaksudkan bercanda, tetapi Jungkook sama sekali tak ingin tertawa. Ia berharap yang terjadi kali ini akan segera berakhir walaupun Jungkook tak tahu harus meminta pada siapa. Semesta tak pernah berpihak padanya dan Jungkook ragu semesta akan menyelamatkannya dari Jooyul kali ini hingga Jungkook hanya mampu memejamkan matanya sesekali.

"Dia tiba- tiba menjadi bisu." ucap Jooyul yang kini menatap Jungkook dari dekat, menyeringai kecil seolah memperlihatkan kuasanya. Dua orang pria dan satu wanita tampak tertawa ketika melihat tatapan ketakutan dari Jungkook. Tatapan itu menjadi saksi bisu jika pemuda bernama Jeon Jungkook tak memiliki kuasa apapun bahkan terhadap kisahnya sendiri.

Kini Jooyul tengah menulis kisah baru untuk Jeon Jungkook, seperti mengusap pipi nya pelan hingga Jungkook memundurkan tubuhnya, berusaha untuk menghindar tanpa berani menatap seorang anak dari donatur terbesar di sekolahnya. Rencana Jungkook siang ini adalah diam sampai bel tanda istirahat berbunyi, kantin akan ramai dan Jungkook berharap Jooyul berhenti mengganggunya.

"Jadi, bagaimana jika kita telpon seseorang dari sekolah lama nya?" tanya Jooyul yang mendapatkan sorakan setuju, tetapi Jungkook mengangkat pandangannya begitu khawatir, menggelengkan kepala pelan, berusaha untuk memberitahu Jooyul agar tidak melakukan itu. Terlalu banyak rumor yang bahkan tak Jungkook lakukan di sana. Namun, Jooyul hanya tertawa dan mencengkam pipi Jungkook cukup kuat.

"Kau tahu? Si anak baru selalu mengganggu kebersamaan kita, Jungkook," ucap Jooyul yang mengingat jika Kim Taehyung selalu hadir dan membawa Jungkook pergi darinya. Jooyul masih tak mendapatkan informasi apapun mengenai Taehyung dan tak ada yang tahu di mana Taehyung bersekolah dulu, mungkin Jimin si anak taekwondo mengetahuinya, tetapi Jooyul yakin jika pria itu akan bungkam dan malah mencemoohnya.

Jungkook menatap Jooyul dengan tubuh yang terus mundur, berusaha menghindari pria yang begitu berbahaya di sekolah. Jika Jungkook sampai dikeluarkan dari sekolah, maka kecil harapannya untuk masuk sekolah lain. Jungkook tidak ingin mengecewakan siapapun membuatnya terus mengalah dan membiarkan Jooyul menjadikannya pesuruh. Jika hanya itu, Jungkook masih mampu melewatinya.

Namun, Jooyul semakin mencengkam  pipinya seolah pria itu marah setelah membahas Kim Taehyung yang sempat mengalahkannya di lapangan. "Tapi sekarang, pria itu tidak ada." ucap Jooyul dengan tatapan penuh binar. Ia tak perlu mengeluarkan tenaga terlalu banyak karena Jungkook hanya mampu mengalah dan mengangguk mengenai apa yang ia lakukan. Ada satu hal yang membuat Jooyul penasaran hingga jemari nya kini menyentuh leher Jungkook.

Glimpse Of The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang