BAB 19

473 111 9
                                    

Aroma bunga masih menjadi penguasa di jalanan dan juga pedestrian

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aroma bunga masih menjadi penguasa di jalanan dan juga pedestrian. Beberapa kelopak bunga yang terjatuh pun kini memenuhi jalanan beraspal dan menambah pekerjaan dari petugas kebersihan. Angin berhembus lembut dan tidak lagi sedingin dua bulan lalu. Suhu mulai mencapai 18 derajat dan merupakan waktu yang tepat untuk berjalan kaki dan menikmati sisa sisa musim dingin sebelum musim panas datang.

Langkahnya kini beriringan, tak ada lagi pengikut di belakang. Tak ada percakapan setelah keluar dari gerbang sekolah, kedua nya begitu sibuk dengan pikiran dan lamunannya masing- masing. Sesekali, keduanya menatap ke arah yang sama seperti anak kembar yang memiliki ikatan batin. Bahkan, menunduk pun bersamaan. Kim Taehyung tampaknya memang tidak memiliki percakapan senja kali ini.

Sesekali pandangannya teralih pada suara kereta api yang datang mendekat, melewati perlintasan disamping jalanan yang cukup sepi kali ini. Biasanya para penggunaan transportasi umum akan memenuhi jalan menuju stasiun terdekat. Kereta api melintas membawa angin berhembus lebih kencang dari sebelumnya hingga sudut mata nya berkerut khawatir jika ada debu yang masuk.

Iris berwarna cokelat itu melirik, menatap Jungkook yang menutup telinga ketika kereta api melintas membuat Taehyung mengurangi kecepatan langkah dan membawa Jungkook untuk bergeser, menjauh dari rel yang dipisahkan oleh penyangga besi tinggi di sana. Jungkook pun menyadarinya melirik pada Taehyung yang masih menatap lurus ke depan dengan jemari yang disembunyikan di dalam saku. Jungkook akan mengakuinya, jika Kim Taehyung terlihat tampan dan wajahnya sepertinya memiliki keturunan asing.

Taehyung cukup sensitif, jika seseorang menatapnya, maka Taehyung akan melirik dan menangkap tatapan itu, seperti yang dilakukannya pada Jungkook, Pemuda itu tak berhenti menatapnya sejak mereka turun dari bus dan berjalan menuju sekolah dasar yang ternyata cukup jauh dari jalan raya. Bukan tatapan penasaran dan ingin berkata, tetapi itu tatapan lain dan Taehyung tak tahu arti tatapan itu.

"Kim Taehyung," ucap Jungkook yang memanggil nama lengkapnya membuat Taehyung melirik sebagai respon mengenai apa yang ingin pemuda itu katakan. Jungkook pun menatap ragu, mencoba menunjuk ke arah rambut hitam yang pria itu miliki. Taehyung hanya mengerutkan kening dan menatap ke atas. Ia tidak menemukan apapun. "Ada bunga, menempel di rambut." sambung Jungkook yang menangkap beberapa kelopak berwarna putih terjatuh di sana, entah dari mana datangnya.

Taehyung pun mengusap puncak kepalanya berkali- kali dan menemukan yang Jungkook maksud. Beberapa kelopak terjatuh ke atas aspal, membuatnya langkahnya terhenti lalu menunduk sambil mengacak rambut, memastikan jika tidak ada kelopak yang tertinggal. Namun, Taehyung menangkap pergerakan tangan Jungkook ke arahnya, membuat pergerakannya terhenti sampai akhirnya Jungkook mengambil satu kelopak yang tersangkut di daun telinga nya. Hal itu membuat Taehyung terdiam dan mengangkat pandangannya gugup. "Terima kasih."

Jungkook yang mendengar itu memilih untuk mengangguk dan kembali melangkahkan kaki. Jantungnya berdebar tak karuan ketika ia menyentuh helaian rambut Taehyung. Rambut itu begitu lembut. Namun, Jungkook pun memperlambat langkahnya, melirik ke arah Taehyung yang melangkah di balik punggung membuat Jungkook berhenti dan menatap pria itu dengan tanda tanya. Rasanya, Taehyung tak mampu menghentikan bayangan teman kecilnya, ketika teman masa kecil itu merapikan rambutnya.

Glimpse Of The PastWhere stories live. Discover now