13. Tempat peristirahatan terakhir

233 13 0
                                    


"Aku memang tak sebahagia orang lain, tapi orang lain belum tentu sekuat aku."




"kenapa teriak-teriak?" tanya Bintang.

"Astra bang! badannya panas dia ngigau,"ucap Adira

Bintang bergegas ke kamar astra diikuti oleh Rendra dan Adira.

"Ibu jangan pergi! Astra nggak mau ditinggal ibu!" ucapnya sambil menitihkan air mata. namun matanya masih terpejam.

"Ya Allah dek badan kamu panas banget," ucap Bintang memegang kening Astra.

"Ini bang coba di kompres dulu," ucap Adira menyerahkan air yang ada di mangkuk. lalu di kompreslah Astra.

"Berat banget ya dek ditinggal ibu?" ucap Bintang menatap sendu ke Astra yang sedang berbaring.

"Sabar ya bang," ucap Rendra

"Gue udah cukup sabar rend! asal lo tau itu! jadi gue itu berat rend...tapi gue harus tetap kuat di depan semua orang termasuk Astra. gue berharap suatu saat nanti Astra bisa menemukan jodohnya dan bisa dijadikan ratu oleh suaminya kelak," ucap Bintang sedikit menitihkan air mata.

"Aamiin," ucap Rendra dan Adira.

"Bang," ucap Astra dengan memegang kepalanya yang sedikit berdenyut, efek baru bangun dari pingsannya.

"Astra... kamu udah bangun? apa ada yang sakit?" ucap Bintang dengan cemas.

Astra menggeleng "Ibu mana bang? apa udah di bawa ke tempat peristirahatan?" tanya Astra.

"Belum. sebentar lagi akan dibawa. kamu harus ikhlasin ibu. ibu milik Allah seutuhnya, takdir nggak bisa di ubah," ucap Bintang mengelus kepala Astra sambil memeluk nya.

Astra mengangguk, menahan air mata agar tidak jatuh itu sulit. apalagi kehilangan sosok ibu yang telah melahirkan dan membesarkannya dengan cinta.



ceklek


"Astra, bintang kalian mau ikut ke pemakaman? jenazah ibu mau dibawa sekarang," ucap Arka melihat kedua anaknya. ada rasa sedikit iba ke Astra karena melihat anaknya sangat terluka kehilangan ibunya, ingin sekali Arka memeluk gadis yang sedang rapuh. namun gengsinya tinggi. setelah mengatakan itu Arka pergi keluar.

"Astra lo mau ikut ke pemakaman?" tanya Adira

"Gue pengen nganterin ibu ke tempat peristirahatan," ucapnya.

"lebih baik lo di rumah aja, kondisi lo seperti ini!" ucap Rendra.

"Bener tuh! badan lo masih panas Astra! lebih baik di rumah aja sama gue," ucap Adira

"Bang Astra ikut ya," ucap Astra memohon.

"Tapi janji nggak bakalan nangis lagi dan ikhlasin kepergian ibu?"

"insyaallah bang," ucap Astra







                                   🎶🎶🎶🎶🎶





DI tempat pemakaman jenazah gressa, kini menyisakan Arka, Astra, Bintang, Rendra dan Adira. sementara pelayat yang lain sudah pulang sejak lima belas menit yang lalu. Kepergian Gressa meninggalkan bekas luka yang sangat menyiksa. Seperti ada yang hilang di benak mereka. Sosok yang selalu memberikan warna ke Astra kini telah pergi untuk selamanya.

Astra sejak tadi menumpukan kepalanya di nisan bertuliskan nama Gressa Adhara. Dia yang paling terpukul oleh kepergian ibunya.  Gressa yang selalu ada untuk Astra kini sudah pergi jauh.

"Nggak ada ibu...rasanya hampa," Bintang memejamkan matanya, bersamaan dengan lelehan air mata yang meluncur dari kedua sudut matanya. Bibir cowok itu bergetar dan terlihat pucat.

"Maafin ayah belum bisa jadi ayah yang baik untuk kalian... Ayah nggak bisa nenangin kalian," Ucapnya dalam hati.

Sungguh, saat ini perasaan Arka sangat hancur. Seorang Arka yang biasanya tidak peduli pada sekitar bisa sampai seperti ini gara-gara istrinya.

"Kalian tau?" Ibu selalu ada buat Astra! Ibu segalanya buat Astra... Ibu yang aku butuhkan di saat Ayah selalu marah-marah, ketika ayah marah disitulah ada ibu," ucap Astra terus menangis tanpa henti.

Arka hanya terdiam membisu tanpa mengeluarkan sepatah kata yang terucap di bibirnya.

"ikhlasin tante. nanti Tante Gressa pasti sedih liat keadaan lo yang seperti ini!" ucap Rendra.

"Gue nggak bisa ikhlas," ucap Astra sambil memeluk batu nisan.

"Astra lo ikhlasin ya," ucap Adira mengelus bahu Astra.


"Jangan sedih masih ada Abang," ucap Bintang memeluk Astra, berharap bisa menenangkan adiknya dan bisa menguatkan Astra.

Air mata terus mengalir dari kelopak cantik mata astra.

"Jangan sedih lagi. ayok kita pulang," ajak Bintang.








Next part...

jangan lupa bintangnya ⭐

                               

ASTRA ADHARA( ON GOING ) Where stories live. Discover now