26. Ngedate?

227 11 0
                                    


"hujan hanya membasahi bukan melindungi, dan aku hanya mencintai bukan memiliki."


Gue......gue nggak tau lo bicara bahasa mana rend," ucapnya dengan bingung karena Astra bukan orang jawa.

"Lupain aja." ujarnya. Ada sedikit rasa kecewa pada diri Rendra, namun mau gimana lagi apakah Rendra harus bicara lagi dengan bahasa Indonesia?

Astra menikmati pemberian coklat dari Rendra, rasanya sangat enak bagi orang yang suka coklat. sejenak Astra memikirkan ucapan Rendra sebelumnya namun dia nggak pernah mendengar bahasa seperti itu, mungkin dia akan memikirkannya nanti setelah sampai di rumah.

"Kalo makan pelan-pelan nggak ada yang ambil coklat lo!" ucapnya

"Abisnya ini enak.... manis banget."

"Seperti yang lagi makan," ujar Rendra terkekeh

"Lo bicara apa? gue nggak denger, agak keras dikit dong!" ucap Astra menjaili Rendra.

"Bisa-bisanya dia nggak denger gue bicara," ungkapnya dalam hati. "Tadi gue bicara lo laper nggak?" tanyanya mengalihkan topik.

"Oh....... laper.........ayok kalo mau ajak makan," ucapnya dengan riang lalu berdiri menarik baju Rendra.

Rendra geleng-geleng kepala melihat sifat Astra seperti anak kecil ketika sedang meminta jajan "Dasar anak kecil," ujarnya

"Biarin bocil.....dari pada kamu bapak-bapak," ucapnya terkekeh.

"Bapak dari anakmu-anakmu," jawab Rendra menarik turunkan alisnya.

Ingin sekali Astra meninju perut Rendra namun ia urungkan karena cacing-cacing diperutnya sudah demo minta di isi "Jangan halu.....ayok jalannya agak cepat gue laper," ucapnya menunjukkan pupu eyes.

Rendra yang melihat tingkah Astra seperti itu mencolek hidung mancung Astra "lo bikin gue gemes," ungkapnya.

"Apaa?? lo gemes sama gue? emang sii gue gemesin dari lahir," ujarnya terkekeh.

"Jangan kepedean!" jawab Rendra.

"Tadi lo sendiri yang bilang gue gemesin!"

"Gue bilang lo nyebelin bukan gemesin!"

"Terserah lo gue laper," ungkapnya lalu pergi berlari ke arah tukang bakso yang berada di taman itu.

''Kalo jalan pelan-pel," belum sempat Rendra menyelesaikan bicaranya gadis satu itu sudah terjatuh tersandung tali sepatunya.


Brukk


"Aduh kaki gue." ucapnya

"Lo nggak papa? di bilangin ngeyel banget! makanya kalo jalan pelan-pelan ujarnya sambil melihat kaki Astra.

"Gue nggak papa ko."

Rendra pun membantu Astra berdiri dan berjalan menuju tukang bakso yang ada di taman. setelah Astra duduk Rendra berjongkok di bawah Astra. membenarkan tali sepatu yang terlepas dari sepatu Astra. perbuatan Rendra benar-benar membuat Astra tersenyum ingin sekali dia menjerit  "ibuuuuu....Rendra sangat maniss... Astra nggak bisa seperti ini." rasanya banyak kupu-kupu yang berterbangan di perut seorang Astra.

Astra tersadar dari lamunannya "E- eh nggak usah rend biar gue nali sepatu sendiri," ucapnya.

"Udah lo diem aja bentar lagi selesai. Lain kali jangan lari-lari lagi! tukang baksonya gak pergi ko, jangan di biasakan seperti ini lagi pasti ini sakit buat lo," ucapnya memegang kaki Astra.

"Aww. sakit jangan di pegang dong!"

Rendra berdiri dari jongkoknya tangannya bergerak mengacak-acak rambut Astra yang tertutup dengan jilbab. Astra hanya mengerjapkan matanya dengan wajah cengonnya. "Ya Allah ini Rendra kan??? bisa gak si lo jangan gini bikin hati gue dag dig dug gini," ucapnya dalam hati."

ASTRA ADHARA( ON GOING ) Where stories live. Discover now